Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Bukan Mandi Kembang Tengah Malam, Badan Lemah Berujung Demam

14 Februari 2024   06:01 Diperbarui: 14 Februari 2024   12:38 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Demam dan panas yang menyerang tubuhku adalah kecerobohanku sendiri. Hal itu menimpaku lantaran pas waktu hujan lebat, cuaca.juga nggak bersahabat bagi kesehatan.

Bukan mandi kembang tengah malam, tapi mandi pagi, badan dalam kondisi lemah yang berujung demam, sakit kepala hingga BAB menyerangku. Sebenarnya tidak terlalu pagi. Lantaran masih dibawah guyuran hujan, jadinya airnya sedingin salju di Kutub.

Selai itu, malamnya saya memang kurang jam tidur. Terbangun tengah malam kira-kira jam 2 malam, Rabu 8 Februari 2024 terjaga ke kamar mandi, buat buang hajat kecil. Pagi-pagi bangun, merasa badan gerah, tanpa aba-aba, saya bergegas mandi, dimana dalam kondsi badan lemah, kurang jam tidur. Usai mandi belum ada reaksi apa-apa, tak lama berselang malam harinya, suhu badan begitu panas, melawati batas suhu seperti biasanya, badanpun menggigil hebat.

Buru-buru saya minta irisan bawang merah dicampur minyak kayu putih untuk dililurkan ke bagian perut hingga seluruh badan dilumuri irisan bawang merah yang bercampur minyak kayu putih. Meski tidur mengenakan kaos kaki, jaket dan berselimut tebal, tubuh tetap saja menggigil. Untungnya demam itu hadir disaat yang tepat, bertepatan dengan libur panjang, bayangkan mulai tanggal 8-11 Februari waktunya liburan, saya malah terbaring menggigil.

Mengingat, panas tak kunjung turun, istri saya turun tangan memberi pertongan dengan cara tradisional, yakni badan dikerokin.

Usai dikerokin istri, dan minum obat turun panas, berlanjut minum kopi hitam sejam kemudian. Konon kopi hitam bisa membantu menurunkan demam. Setelah berproses suhu badan naik turun, perlahan-lahan kesehatan normal kembali. Alhamdulillah.

Selamat mencoblos, beda pilihan itu indah, bukan permusuhan. Meski berbeda-beda tetap satu, itulah indahnya Bhinneka Tunggal Ika. 

Semoga menjadi Ibadah, Amanah dan Berkah. Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun