Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Ralat Redaksi Kompas: Cak Imin Nomor Urut 1 Bukan Nomor Urut 3

10 Februari 2024   21:20 Diperbarui: 10 Februari 2024   21:54 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: kompas


Awalnya nggak ada yang salah dari berita kompas tanggal 10 Februari 2023, tayang pukul 07.09 WIB.

Saya tertarik membaca salah satu berita politik dari kompas berjudul "Muhaimin Ingin Gus Dur Jadi Pahlawan Nasional, Yeni Wahid Bilang Begini".

Apalagi mbak Yenny dan Cak Imin masih ada hubungan kekerabatan, hanya pecah kongsi beda pilihan di Pemilu. Mbak Yenny memilih Prof. Mahmud MD cawapres nomor urut 3, ketimbang Cak Imin cawapres nomor urut 1, tentu ada pertimbangan pribadi, terkait beda pilihan tersebut.

Kompas menuliskan, Putri Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Yenny Wahid, menanggapi niat cawapres nomor urut 3,
Muhaimin Iskandar, yang ingin menjadikan Gus Dur pahlawan nasional seandainya menang pemilu.

"Yang jelas, buat saya semua aspirasi yang ingin menempatkan Gus Dur sebagai pahlawan nasional itu baik, kita hargai," kata Yenny notabene sepupu Muhaimin itu, Jumat (9/2/2024).

Kira-kira demikian bunyi beritanya. Dari paragraf pertama sampai paragraf akhir ndak ada yang salah. Siapa yang tidak kenal media kompas tentunya segala beritanya sudah melaui filter dua sampai tiga kali pengeditan, sebelum tayang.

Saya hanya bertanya-tanya dalam hati, bukankah Cawapres Cak Imin atau Muhaimin Iskandar sebagai pendamping Anies Baswedan, bernomor urut 01. Bukan cawapres nomor urut 3, seperti yang tertera di kompas paragraf pertama. Sedikit banget, hanya typo di angka, tapi cukup mengganggu mata pembaca.

Bisa jadi lupa mengedit setelah meliput kegiatan pemilu yang puncaknya akan dilaksanakan pada tanggal 14 Februari 2024. Maaf sekedar menyampaikan ralat redaksi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun