Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gegara Selingkuh, Istri dan Suami Bisa Baku Bunuh

9 Februari 2024   15:22 Diperbarui: 9 Februari 2024   15:26 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peralihan tahun rupanya tak menghalangi niat seseorang, atau pasangan rumah tangga maupun kekasih untuk membunuh. Salah satu penyebab pembunuhan adalah KDRT, Ekonomi hingga perselingkuhan.

Memang benar bahwa peralihan tahun tidak secara langsung mencegah pasangan rumah tangga mapun kekasihnya untuk melakukan tindakan kekerasan atau membahayakan satu sama lain. Kekerasan dalam rumah tangga dan perempuan adalah masalah yang serius dan kompleks, dan tidak terpengaruh oleh perubahan tahun. Faktor-faktor seperti ketegangan, konflik, dan masalah pribadi yang mendasari konflik tersebut dapat tetap ada meskipun kita memasuki tahun yang baru.

Kekerasan dalam rumah tangga adalah pelanggaran serius terhadap hak asasi manusia dan harus ditangani dengan serius oleh masyarakat dan lembaga penegak hukum. Pelayanan dan dukungan untuk korban kekerasan dalam rumah tangga harus tersedia sepanjang waktu, tidak hanya selama perayaan tahun baru atau momen-momen tertentu.

Penyebab suami nekat membunuh istri, itu bisa sangat kompleks dan bervariasi, termasuk konflik interpersonal, masalah keuangan, ketidaksetiaan (perselingkuhan), dan masalah mental seperti gangguan jiwa atau kecemasan. Pembunuhan suami dan istri melibatkan banyak pihak. Bisa bermacam-macam tergantung pada kasusnya. Terkadang pembunuhan dilakukan oleh salah satu pasangan itu sendiri karena konflik dalam rumah tangga, sementara dalam kasus lain, pembunuhan bisa dilakukan oleh pihak ketiga seperti orang asing, kerabat, atau bahkan anggota keluarga sendiri.

Sementara kenekatan istri membunuh suaminya juga bisa kompleks dan bervariasi, seperti konflik dalam hubungan, ketidakpuasan, kekerasan dalam rumah tangga, atau motif ekonomi dan perselingkuhan.  Terkadang, masalah kejiwaan juga bisa menjadi faktor utama.

Pembunuhan pasangan suami istri bisa terjadi kapan saja, dimana saja, di berbagai tempat, mulai dari rumah tangga sendiri hingga tempat umum seperti jalanan, restoran, pasar, sawah, hotel atau bahkan tempat kerja. Itu bisa terjadi karena berbagai alasan, termasuk masalah cemburu buta, bahkan faktor keuangan, atau masalah mental tidak bisa mereka hindari.

Pembunuhan bisa terjadi ketika seseorang sengaja merencanakan dan melakukan tindakan untuk membunuh orang lain. Seperti dendam, ekonomi, KDRT, curiga dengan pasangan mempunyai PIL dan WIL atau gangguan mental yang menyebabkan hilangnya kendali atas perilaku.

Seperti yang dialami pasangan suami istri di Dusun Matekko, Desa Paccing, Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan pada Rabu, 31 Januari 2024 kemarin. Seorang pria berinisial DW (50) tahun membunuh istri karena terbakar api cemburu. Mirisnya, jasad istrinya ditemukan terkapar tak bernyawa di kebun pisang milik warga, tubuhnya bersimbah darah. Dihadapan polisi, pelaku mengaku tega membunuh istrinya, menuding istrinya selingkuh.

Peristiwa berdarah serupa terjadi di Karawang. Hebatnya lagi pelakunya seorang wanita bernama Ossy Claranita (32), warga Karawang, Jawa Barat, membunuh Arif (suami) dengan menyewa pembunuh bayaran. Dari berita yang beredar, motif pembunuhan karena sakit hati, dendam, dan persoalan ekonomi. Alasan lain, istri tega membunuh suaminya, lantaran mempunyai selingkuhan.

Itu tadi segelintir peristiwa sadis, gegara selingkuh suami istri saling membunuh. Di kota-kota lain di Indonesia pasti masih ada peristiwa serupa dengan motif yang berbeda-beda.

Pencegahan pembunuhan suami istri melibatkan pendekatan multidimensi, seperti meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesetaraan gender, memberdayakan perempuan, memberikan pendidikan tentang resolusi konflik, serta meningkatkan akses terhadap layanan dukungan dan perlindungan bagi korban kekerasan dalam rumah tangga. Sekedar berbagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun