Peralihan tahun 2023 ke tahun 2024 memang dirasakan euforianya dimana-mana. Namun bagiku sama saja, karena harga-harga kebutuhan pokok masih juga mahal, terlebih menjelang puasa ramadhan dan lebaran idul fitri semua harga kebutuhan sandang, pangan dan papan tetap menguras dompet.
Peralihan tahun 2023 ke tahun 2024 memang dirasakan euforianya di dunia, termasuk indonesia. Namun bagi saya sama saja, soalnya kejahatan masih merajalela. Pembunuhan hingga pembantaian masih terdengar kengeriannya.
Bahkan, kabar banjir di tanah air masih membanjiri air mata. Serangan Zionist Israel ke Palestina memorak porandakan perdamaian dunia belum juga usai.
Serta memanasnya Debat Capres Cawapres 2024-2029, sampai tindakan kekerasan terhadap relawan pasangan capres-cawapres 2024-2029, mengawali pesta demokrasi Indonesia.
Tidak hanya itu, berita kebakaran pun andil membara menghias layar kaca. Disisi lain, hasil mengecewakan pendukung tanah air diperoleh Tim Nasional sepakbola Indonesia. Betapa tidak, kekalahan telak 0-4 atas Libya menjadi kado pahit di tahun 2024. Meski bertajuk pertandingan persahabatan di Stadion Titanic Mardan, Aksu, Turkiye, pada Selasa (2/1/2024) kemarin, hasil akhir memang bukan prioritas, tapi yang penting sebuah tim bisa bermain secara benar dan taktis agar bisa membangun chemistry sesama pemain, dan kalau tidak bisa menang, minimal seri dan kalau kalah ya, jangan kalah telak lah.
Terus terang akan menjadi masalah dalam tim, kalau tidak bisa bermain dengan benar dan kalahnya telak pula. Karena kemungkinan berdampak pada psikologis para pemain dan ternyata yang terjadi pada pertandingan persabatan Indonesia versus Libya. Timnas Indonesia kurang bisa menyatu diatas lapangan, amburadul banyak melakukan kesalahan diarea pertahanan sendiri. Hal tersebut melahirkan kekalahan telak 0-4 atas Libya.
Jujur saja sebagai pendukung agak kecewa, selain itu taktik tidak berjalan seperti yang diterapkan STY, yang sampai tahun ini masih dipercaya mengasuh timnas sepakbola Indonesia. Bola itu memang bundar, namun kekalahan telak itu tidak menyenangkan para pendukung setianya.
Sekali lagi dijelaskan, memang pertandingan tersebut hanya pertandingan uji coba, tapi jangan lupa bahwa pertandingan uji coba timnas ini dalam rangka persiapan berlaga di Piala Asia yang akan berlangsung di Qatar. Artinya pemain harus bermain secara serius sesuai taktik yang diberikan pelatih STY, meskipun kelelahan dan cidera menghinggapi, para pemain harus bermain secara benar dan serius.
Memang pelatih banyak melakukan eksperimen dengan merotasi beberapa pemain. Kami sebagai pendukung melihat ada beberapa kesalahan yang dilakukan timnas indonesia, faktanya memang para pemain tidak mengandalkan taktik, kecuali pelaihnya mengarahkan seperti demikian tentu beda cerita.
Jelas terlihat berbeda dengan Libya, mereka bermain mengandalkan taktik. Bahkan pemain-pemain indonesia terbilang senior dan profesional tidak mampu keluar dari tekanan pemain Libya. Kami juga sedih akan hasil minor ini, padahal timnas indonesia sudah jauh-jauh training center ke negeri orang, meninggalkan sanak saudara serta orang-orang tersaya, namun hasilnya tidak menyenangkan.