Apa.sih yang di sombongkan oleh manusia, kecuali kentutnya. Memang terdengar jorok, ndak sopanlah, apatah lagi menahan kentut di tempat umum tentu sangat mengacaukan suasana. Bahkan gegara kentut sesama manusia saling berdebat.
Masalahnya, apabila kita menahan kentut justru membawa petaka bagi pemilik kentut sendiri, seperti perut kembung dan susah buang air besar (BAB).
Olehnya itu, mau pamer kekayaan apalagi, itu semua hanya titipan. Secantik dan setampan apapun manusia, apa sih yang disombongkan, kecuali hanya membawa sampah sepanjang hidupnya.
Semahal-mahalnya harga pakaian yang kita pakai, toh pada akhirnya pakaian kita adalah kain kafan putih tanpa corak dan warna. Kelak, di akherat semua yang kita peroleh akan dipertanggungjawabkan asal muasalnya.
Lantas!, apa yang dipamerkan dari kecerdasan manusia meraih titel pendidikan, padahal titel tertinggi adalah Almarhum, tidurnya beralaskan tanah diliang lahat. Meskipun hidup di dunia mempunyai rumah mewah bertingkat empat, itu semua tidak dibawa mati. Memang benar, rumah abadi kita kelak adalah kuburan.
Lantas, jabatan model macam apa lagi yang bisa manusia andalkan. Monarki apa lagi yang manusia pakai untuk mereguk sebuah kursi kerajaan. Toh pada akhirnya mati juga, kembali menghadap ilahi.
Kemudian, kecantikan dan ketampanan seperti apa yang manusia banggakan, yang pasti manusia bakal ubanan, mengkerut, keriput, menua bersama usia dengan segala penyakit di dalamnya. Tunggu saja ajalnya. Manusia tidak pantas menyombongkan diri, manusia yang mempunya sifat sombong sama dengan setan. Hanya Alloh yang memiliki kesombongan dengan segala ciptaan-Nya.
Jadi, dari ketampanan laki-laki serta kemolekan tubuh seorang wanita, apa yang bisa disombongkan, kalau pada akhirnya manusia dihinggapi segala macam penyakit yang pada akhirnya akan membangkai.
Kita ketahui bersama bahwa manusia, selama hidupnya membawa kotoran. Mulai dari kepala ada kotoran yang namanya ketombe, belum lagi kalau kepala tadi korengan tentu tak sedap aromanya.
Isi kepala dari manusia, yakni otak tidak semua berfikiran positif, malah berfikiran kotor alias piktor, yang memicu manusia berbuat diluar akal sehat manusia.