Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Monpera, Simbol Perjuangan Rakyat Sumsel yang Terasing di Negeri Sendiri

15 Oktober 2023   22:22 Diperbarui: 15 Oktober 2023   22:48 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Monumen Perjuangan Rakyat Sumatera Selatan (dokpri/Subhan).

Monumen perjuangan rakyat sumatera selatan, merupan simbol perjuangan rakyat indonesia, khususnya sumatera selatan yang terasing di negeri sendiri. Pasalnya monumen yang fenomenal tadi sepi pelancong asing maupun lokal, mirisnya lagi dibeberapa sudutnya mulai terlihat jorok dan terkesan tidak terawat.

Pengalaman berharga ini saya dapatkan setelah mengambil cuti tahunan dari kantor untuk membesuk kondisi sang ibu, yang puluhan tahun belum sempat saya jenguk.

Begitu menginjakkan kaki di "Bumi Sriwijaya", rasa rindu terhadap ibu yang telah melahirkanku sedikit terobati. Usai melepas kangen sama ibu dan saudara-saudara setelah puluhan tahun tak berjumpa.

Dan pasca rehat beberapa hari, tepatnya Jumat, 13 Oktober 2023. Bersama adik beserta anaknya, sayapun meluncur ke objek wisata jembatan AMPERA salah satunya mengunjungi Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera) Sumatera Selatan. Posisi Monpera persis berada di seberang Masjid Agung Palembang, sekaligus sholat jumat perdana di tanah kelahiran Palembang.

Museum Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang (Dokpri/Subhan)
Museum Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang (Dokpri/Subhan)

Selain itu berdekatan pula dengan Museum Sultan Mahmud Badaruddin II. Disini saya tidak bisa menuliskan "kemasyuran" Sultan, pasalnya tidak jadi masuk museum yang lagi "bersolek" alias merenovasi pagar.

Berlanjutlah kami ke Benteng Kuto Besak yang merupakan warisan Cagar Budaya kerajaan Sriwijaya, "dak taunyo Benteng Kuto Besak la bealih fungsi sebagai instansi Militer, kecewalah yang aku" dapatkan, terlebih lagi warga tidak diperkenankan masuk dalam kawasan Benteng Kuto Besak tadi.

Pagar Benteng Kuto Besak Palembang (Dokpri/Subhan)
Pagar Benteng Kuto Besak Palembang (Dokpri/Subhan)

Akhirnya kami hanya mampu melihat-lihat sungai musi yang diatasnya berdiri gagah sebuah bangunan iconik yang dulunya namanya Jembatan Soekarno yang sekarang dikenal dengan nama Jembatan AMPERA atau Amanat Penderitaan Rakyat warisan penjajah.

Sebelumnya kami mendatangi Monumen Perjuangan Rakyat Sumatera Bagian Selatan. Monpera untuk menggali kembali kesadaran sejarah perjuangan dalam menegakkan kemerdekaan nasional yang sifatnya mengingatkan semua bangsa Indonesia, terkhusus warga Palembang. Monumen Perjuangan Rakyat ini berlokasi di Jalan Merdeka Nomor 1 Palembang Sumatera Selatan. Di titik 0 ini, selain Jembatan Ampera juga terdapat Air Mancur yang berhadapan dengan Masjid Agung Palembang sehingga menambah keindahan kota pempek ini.

Jembatan Ampera Palembang (Dokpri/Subhan)
Jembatan Ampera Palembang (Dokpri/Subhan)

Monumen perjuangan Rakyat Sumatera Selatan tersebut menjadi saksi bisu perang yang berlangsung selama 5 (lima) hari 5 (lima) malam, bermula saat tentara belanda melanggar garis demokrasi sehingga terjadi pertempuran antara Tentara Republik Indonesia (TRI) dan penjajah Belanda, setelah perang yang semakin tidak kondusif akhirnya perang diakhiri dengan kesepakatan untuk menghentikan kontak senjata antara keduanya. Peletakan batu pertama pada tanggal 17  Agustus 1975, Pembangunan monumen selesai pada 1988, yang kemudian diresmikan oleh Alamsyah Ratu Prawiranegara dengan nama Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera).

Tepat di bawah patung Garuda pada dinding Monumen Perjuangan Rakyat Sumatera Bagian Selatan itu bertuliskan pesan, "Monumen Perjuangan Rakyat Sumatera Bagian Selatan. Fungsi menggali kembali kesadaran sejarah perjuangan dalam menegakan kemerdekaan nasional. Sifat mengingatkan semua aktivitas perjuangan hikmah agar menjadi suri tauladan bagi generasi penerus cita-cita bangsa. Maksud mengenang jasa-jasa para pahlawan bangsa sebagai titik nol generasi muda dalam mengisi kemerdekaan dan pembangunan"

Bangunan Monumen perjuangan rakyat sumatera selatan merupakan upaya mengingat kembali perjuangan para pahlawan yang telah gugur demi mempertahankan kemerdekaannya. Sehingga monumen tidak hanya menjadi sekadar bangunan sakral yang menggambarkan kejayaan masa lalu belaka, tetapi lebih dari itu, monumen bisa menjadi wadah untuk terus menjaga dan melestarikan nilai-nilai luhur perjuangan nasionalisme bangsa Indonesia.

Untuk itu agar Monpera ini tidak terasing di negeri sendiri payo kito rawat bersamo kebersihan dan keindahan bangunan bersejarah yang posisinyo bercerai-berai di "Bumi Sriwijaya" Palembang dari tangan-tangan jahil yang tidak bertanggungjawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun