Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | CEO Cantik, Aku Mulai Mencintaimu

15 Juli 2023   19:46 Diperbarui: 15 Juli 2023   19:50 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: ISTIMEWA

Sejak perkenalan tak sengaja di Media Sosial itu, ada sesuatu yang menggelitik hari-hariku...

Aku dan kamu dua insan berbeda status  bertemu disaat tidak tepat, pertemuan tanpa pernah bertatap muka itu seperti menyayangi sebuah bayang

Dari profilemu, tergambar keanggunan serta kegigihan seorang CEO cantik yang menyapaku dari jagad maya, sontak tubuhku bergetar hebat dipenantian stasiun tugu Yogjakarta....

Entahlah, terpikir sejauh itupun tak terbersit sama sekali, membuat aku bertanya-tanya siapakah gerangan CEO cantik itu...

Mungkin konsepnya Tuhan mempertemukan kita sedemikian rupa, sehingga kalau tidak begitu tidak ada kisah....

Kamu memang spesial,  taman bunga dihatiku bermekaran sejak berkawan denganmu beberapa waktu lalu ...

Tanpa kabar, keberadaanmu bak ditelan bumi....

Seiring berjalannya waktu membuat aku terbiasa akan sapaan "selamat pagi sayang, selamat beraktivitas" darimu, terselip humor disetiap pembicaraan kita, kepedulianmu dan perhatian yang kau berikan setiap waktu menjadi menu spesial bagiku...

Nelangsanya, hingga saat ini aku tak lagi menerima pesan itu dari CEO cantik sepertimu....

Kamu CEO cantik, nampak lebih cantik kalau cahaya mentari menyinari putihnya wajahmu, itu terlihat dari ekspresimu....

Biarkan aku memelukmu dulu sebelum kesalahanku padamu meraja lela di hari-hariku, bahkan hal-hal kecil yang membuatmu tak nyaman, maafkanlah....

Seperti biasanya dibawah pantula sinar lampu yang benderang, wajahmu merona merah. Bola matanya yang bulat menatapnya dengan tatapan berkabut....

Bibirnya merekah yang membuatku tak tahan ingin mengecupnya sembari mengelus kecantikanmu.....

Kepada senja, kehadiranmu selalu menghadirkan kegundahan, seandainya aku boleh bertanya, apakah arti rasa ku hingga kini aku melangkah tak tentu arah?

Kehadiranmu begitu terkesan teramat mendalam, terimakasih telah mewarnai hatiku, itu adalah konsekuensi yang harus ku terima, karena telah belajar mencintai CEO cantik sepertimu.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun