Lokasi penemuan Dubois ditandai sebuah tugu petunjuk tempat ditemukannya Pithecanthropus erectus sekitar 175 m kearah timur laut tepatnya di dasar sungai bengawan Solo.
Dia muncul secara spektakuler dari sebuah daerah tropis di Jawa, suatu daerah jauh dari gema teori dan polemik evolusi itu sendiri.
Meski dilandasi dengan yang sederhana bagi latar belakang pencariannya, bahwa penemuannya tersebut dianggap sebagai bukti pertama dari teori Darwin.
Obsesi masa kecil Dubois, sekaligus obsesi dunia pengetauan, telah dijawab dengan jitu oleh Dubois dari Trinil Ngawi.
Sejak itu nama Pithecanthropus erectus dan Ngawi Jawa Timur bergema di dunia ilmiah dan kisahnya telah ditulis dengan tinta emas dalam lembaran publikasi dunia.
Setelah menamatkan pendidikan kedokterannya, Eugene Dubois bertolak ke Sumatera pada 29 Oktober 1877 menumpang kapal The SS Prinse Amalia.
"Missing Link" harus dicari di daerah tropis yang tidak tersentuh dinginnya Zaman Es, "katanya.
Dia akhirnya memindahkan pencarian Missing link ke Pulau Jawa setelah mendengar temuan Manusia Wajak di Tulungagung oleh BD Van Rietschoten pada 24 Oktober 1889.
Kemudian Dubols menemukan tengkorak Manusia Wajak yang kedua, ketidak puasan masih sangat pekat menyelimutinya. "MeskiManusla Wajak ini sangat primitif, dia tetap manusia modern," ujarnya.
Ceritapun menjadi lain ketika Dubois menekuni endapan-endapan purba di aliran Sungai Bengawan Solo. Tanpa diduga, matanya menangkap akumulasi temuan fosil binatang didasar sungai.
Aliran sungai adalah penggalian terbaik karena erosi air yang telah menggerus sedimen purba. Inilah jendela bagi Dubois untuk menengok masa lampau. Di endapan sungai purba ini kronologi kehidupan selama Jutaan tahun dapat dibaca.Â