Tangkapan layar status WhatsApp milik 'Bu Guru Trinurhayati' berbau penghinaan beredar di linimasa akun facebook Komunitas Epilepsi Indonesia (KEI). Hal itu sangat disesalkan para anggota sekaligus bikin gerah.
Karuan saja status bu Guru bernada ujaran kebencian penuh penghinaan yang ditujukan kepada Orang Dengan Epilepsi (ODE) membuat gerah. Senin 1 November 2021.
Ujaran tersebut sontak memancing di air keruh di platform media sosial khususnya akun facebook milik Komunitas Epilepsi Indonesia (KEI).
'Bu Guru Trinurhayati' yang konon mengajar sebagai tenaga pendidik di sebuah SD Negeri 1 Bakulan Purbalingga Jawa Tengah itu seharusnya memberi contoh yang baik buat anak didiknya, ini malah sebaliknya.
Sang oknum guru tersebut menuliskan status bernada menghina, melecehkan, merendahkan orang dengan epilepsi (ODE). Entah siapa orang yang ia maksud, akan tetapi secara tidak langsung menghina ODE secara umum.
'Bu Guru Trinurhayati' menuliskan status hinaan, Â "Kemarin ada tetangga nyungsep di kolam...karena punya epilepsi...lama-lama kamu juga masuk WC tuh mukane.
"Epilepsi kok sok pgn cari yang cantik..sp jg yg mau..pas ksekolh aj ku malu..dikatain sm muridku minta selpi lagi," tulisnya lagi dengan akhiran emoticon muntah.
Tak kalah mirisnya, Bu Guru ini melanjutkan ungkapan yang berbau menghina fisik seseorang, "Gembrot penyakitan Epilepsi lagi...itu penyakit yang memerlukan looh kere pula..Tp Khayalan Keduwuren Lama lama masuk rmhsakit jiwa," tulis Bu Guru dalam status WhatsAppnya yang beredar luas di Fb KEI.
Kemungkinan maksud tulisan "itu penyakit yang memerlukan looh" ejaan sebenarnya "itu penyakit yang memalukan looh" lantaran typo yang seharusnya ditulis "memalukan" Bu Guru Trinurhayati iki malah menulis "memerlukan" apa benar demikian 'Bu Guru Trinurhayati. Maaf ya bu, yang membuat tulisan artikel ini juga orang dengan epilepsi (ODE) loh.
Penyesalan juga datang dari pemilik akun medsos facebook Nurhaya Nurdin, seorang perempuan hebat yang menggagas Group Komunitas Epilepsi Indonesia (KEI) pada tahun 2010. Hingga saat ini akun Komunitas Epilepsi Indonesia ini diikuti oleh 9,7 ribu anggota se Indonesia.
Dia menuturkan, sebagai salah seorang Penyandang Epilepsi dan Pendiri Komunitas Epilepsi Indonesia (KEI) terus terang hati saya sakit dan marah melihat postingan hinaan seperti ini yg ditujukan ke ODE (Orang Dengan Epilepsi). "Apalagi ditulis oleh seorang Pendidik yg seharusnya tutur katanya santun, pembela anak-anak didiknya dengan kebutuhan khusus seperti Epilepsi," ungkapnya sesal.
Lebih lanjut Nurhayana Nurdin menuliskan, Tapi entah apa yg ada dalam otak oknum guru ini, mempost kata-kata sprt ini di story sosmednya. Sungguh pengetahuannya ttg Epilepsi adalah NOL BESAR. Mgkin dia harus berada dulu dalam posisi orang yg dihinanya baru bisa mengerti bagaimana rasanya dihina.
"Tolong bagi siapapun yg kenal dan tau sekolah tempat mengajar ibu guru ini. Sampaikan salam dari 8000an anggota KEI yg kecewa dgn statementnya. Minta maaflah sebelum azab datang," tegasnya.
Anggota KEI dengan akun Facebook Diana Fandinata turut menyampaikan penyesalannya, atas bullying yang dituliskan Bu Guru melalui status WhatsAppnya, Ibu guru cantik, knpa mulutx jahat buu,, menangis sya baca ini, seakan2 bullyan ini nancap dan hina kami orang tua yg sedang berjuang dr sakit iji,Gak ada yg mw buuu sakit begini,,,
Kemudian Diana Fandinata menuturkan yang diakhiri dengan emotikon menangis, Anak sya yg sakit, tp sya yg rasakan klo nnti ada yg buly sperti ini,, hati ini yg terluka...Anda gak tau buu, seberapa berjuangx kami sebagai pendamping ODE
Penyesalan juga datang dari pemilik akun medsos seorang dokter spesialis syaraf Andi Weri Sompa. Melalui akun media sosialnya, dokter Weri menyatakan penyesalanannya dan mengatakan, TIDAK BISA DIBIARKAN.. Sebagai seorang dokter kami berupaya mengedukasi masyarakat ttg Epilepsi.. mengurangi stigma, dan menumbuhkan kepercayaan diri pasien. Ini malah dimentahkan oleh seorang GURU yg seharusnya menjadi partner kami dalam mengedukasi. Sy mendukung agar kasus ini diusut. Teman2 komunitas Epilepsi jgn terhasut. Tetap semangat.
Pesan Andi Weri Sompa tersebut diamini pemilik akun Adi Pujakesuma. Dia menuliskan setuju, usut tuntas, jika perlu laporkan cyber crime, ini sdh kena UU ITE.
Sementara bang Melky sekaligus pengelola akun medsos Komunitas Epilepsi Indonesia menuturkan kegelisahannya, Apakah diantara teman ada yg kenal dengan seorang guru Tri Nur Hayati dari SDN 1 Bakulan Purbalingga? Jika ada saya minta nomor telp kepala sekolahnya.
"Saya mau menindak lanjuti penghinaan ini terhadap orang dengan Epilepsy. Supaya tidak ada lagi penghinaan semacan ini dinegara ini. Apalagi dilakukan oleh seorang guru yg seharusnya membimbing bukan menghina atau melecehkan. Atau mungkin ada yg bisa bantu lapor ke pak Ganjar Pranowo gub.Jateng, atau ke dinas pendidikan. Kalau ada yg tahu nomor kepala sekolahnya silahlan DM saya," ujarnya dalam facebook KEI.
Mewakili teman-teman KEI, Melky Oktav menjelaskan bahwa sudah menghubungi pihak sekolah, melalui sambungan telpon dan whatsAppsnya Kepala Sekolah. "Sudah saya telp dan wa kepala sekolahnya," singkatnya..
"Kita tunggu tindak lajutnya saja. Stop jangan membully lagi Bu guru Tri Nurhayati ya. Apalagi menghina fisik itu sama aja dengan dia, apa beda kita kita dengan dia kalau sama membully," imbuhnya.
Guna menenangkan kemarahan ribuan anggota Komunitas Epilepsi Indonesia (KEI), secara bijaksana Melky Oktav menuliskan sebuah caption menyejukkan, Mohon tidak membully bu Guru tersebut, biar nanti hukum saja yg menentukan. Apalagi membully fisik nya.Tidak perlu membullynya ya.
Mengakhiri tulisannya Melky Oktav berpesan agar semua anggota KEI bersabar. "Sabar bu, kita juga ga tahu kondisinya dan apa kebijakan sekolahan nya. Kita ga tahu kalau misalnya dirumahnya dia cari nafkah buat anaknya atau ortu nya yg sakit?," kata Melky.
Lebih jauh ia menuturkan, Bagaimana jika ada ortu yg sakit lalu dia dipecat ortunya ga bisa berobat?
"Kan kasihan juga bu ortunya.Tujuan kita suoaya dia tobat dan tidak mengulanginya lagi, dan bagus kalau dia sebaliknya bisa edukasi masyarakat dengan pengalaman pahit dia ini.Malam ini pun mungkin dia sedang galau ga bisa tidur," demikian tulis bang Melky.
Semoga kasus bully yang ditulis oleh Bu Guru Tri Nurhayati tidak kembali terjadi, mari kawal bersama kasusnya hingga tuntas.Â
Saya percaya, semua itu akan berakhir indah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H