Usia senja terkadang melelahkanku. Namun, bersamamu ku tak merasakan lelah....
Cenderung lupa, lelah itu apa, bagaimana bentuk serta rasanya
Gila!
Acapkali bersamamu, aku semakin gila
Iya, tergila-gila sama kamu...
Yang ku tahu setiap sentuhan tangan lembutmu selalu menabur benih cinta pertama dan terakhir
Cinta yang tak pernah ku sampaikan sedari dulu, sebab aku berkelana mencari jati diri... Â
Siapa sangka kita bertemu dalam suasana berbeda, kau mendua akupun sama....
Cintaku padamu kuhembuskan bersama nafasku walau tak berucap
Ayunan langkah kita kala itu ibarat dedaunan bergoyang seakan mengikuti irama detak jantung dan nadiku
Tatapan matamu beradu pandangan pada mataku, indahnya matamu semangkin membuatku terbuai ingin memilikimu...
Hidung bangirmu membuat aku ingin memainkannya dengan manjamu
Seksinya bibirmu menggodaku untuk melumatnya tanpa halangan apapun
Tubuhku dan tubuhmu saling beradu, harum tubuhmu bangkitkan gairah jiwaku
Maaf sayang andai saja waktu itu bibir yang kelu ini mampu mengucap kata maukah kau menikah denganku, Â mungkin sekarang kau jadi milikku
Rupanya Tuhan berkata lain
Aku menjauh, karena keindahan dirimu waktu itu direngkuh pencuri hatimu....
Aku tahu aku bukan pilihan. Kau harus tahu setiap jengkal tapak yang kita rekatkan berdua ini itulah rasa cintaku padamu
Duhai angin malam kesunyiannya tak mampu menahan rasaku padamu bila cintaku ada disini
Oh angin yang berhembus menembus rambut ikalnya, bisikan padanya betapa aku ingin memilikinya
Kota kenangan ini saksi bisu cintaku padamu, kini ku kembali mengenangmu
Menatap fatomorgana dari seberang sini, karena kau tak pernah termiliki..
Mumpung pandemi corona, aku ingat pesan ibu, " awas jaga jarak, lah wong dekat saja belum tentu jadian" tambah merana dech....
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI