Tubuhku dan tubuhmu saling beradu, harum tubuhmu bangkitkan gairah jiwaku
Maaf sayang andai saja waktu itu bibir yang kelu ini mampu mengucap kata maukah kau menikah denganku, Â mungkin sekarang kau jadi milikku
Rupanya Tuhan berkata lain
Aku menjauh, karena keindahan dirimu waktu itu direngkuh pencuri hatimu....
Aku tahu aku bukan pilihan. Kau harus tahu setiap jengkal tapak yang kita rekatkan berdua ini itulah rasa cintaku padamu
Duhai angin malam kesunyiannya tak mampu menahan rasaku padamu bila cintaku ada disini
Oh angin yang berhembus menembus rambut ikalnya, bisikan padanya betapa aku ingin memilikinya
Kota kenangan ini saksi bisu cintaku padamu, kini ku kembali mengenangmu
Menatap fatomorgana dari seberang sini, karena kau tak pernah termiliki..
Mumpung pandemi corona, aku ingat pesan ibu, " awas jaga jarak, lah wong dekat saja belum tentu jadian" tambah merana dech....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H