Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ada yang Ganjil Saat Ngabuburit di Masjid Raya Makassar

7 Mei 2021   08:17 Diperbarui: 7 Mei 2021   12:01 1244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu alasannya karena selama ramadan pemerintah tidak memberi libur dan harus masuk kerja pagi hari, kalau semalam suntuk tidak ada tidur otomatis mengantuk mengurangi produktivitas kerja, akibatnya teguran sampai hukuman disiplin menjadi andalan pimpinan untuk menjerat abdi negara tersebut.

Selain itu aturan pemerintah notabene adalah buatan manusia. Ternyata aturan manusia itu lebih ditakuti mengalahkan segalanya, termasuk hukum dan skenario dari Allah SWT terlebih lagi selama ramadan ini. Astagfirullah.

Hidup di negara majemuk yang ber BHINNEKA TUNGGAL IKA ini untuk menerapkan aturan Tuhan tidak semudah membalik telapak tangan.  

Jujur saja sebagai Pegawai seperti saya lebih cemas, wawas kalau gaji atau tunjangan kinerjanya dipotong, sebab hal ini berdampak pada penghasilan. Sebaliknya, apabila pahala ibadahnya berkurang dipotong tapi dosa bertambah pada anteng-anteng saja lantaran tidak berdampak dalam kehidupan dunia, hanya hukum akheratlah yang menunggunya.

Semoga tahun-tahun berikutnya wabah ini segera pergi dan pemerintah Indonesia mau memulai menurunkan aturan libur total memasuki 10 malam terakhir ramadan hingga Idul Fitri setiap tahunnya. Kapan lagi mau menimba pahala kebaikan bulan suci ramadan. 

Memang betul berbuat baik itu tidak harus menunggu ramadan, toh demikian boleh jadi selesai ramadan ini, kita, saya, anda, kamu, beliau, kami, kalian bertemu sakaratul maut sehingga tidak bisa menjumpai ramadan lagi. Segala kesempurnaan mutlak milik Allah SWT, sedangkan manusia tempatnya khilaf dan dosa.

Tidak tahu harus menuliskan apa lagi, saya hanya bisa berucap Innalillahi wainnailaihi rojiun untuk negeri ini. Semoga semuanya dimudahkan jalannya, diampuni segala dosa dan khilafnya, diterima amal ibadahnya dan diberi kesabaran juga keikhlasan, Aamiin Yaa Rabbal Alamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun