Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Barongko, Kurma, dan Lapis India Menu Buka Puasa Andalan Menggugah Selera

18 April 2021   16:53 Diperbarui: 18 April 2021   17:56 1187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Barongko, Kue Lapis India dan Kurma (dokpri/Sub)

Bulan ramadan tahun ini begitu berbeda dari tahun sebelumnya. Pasalnya, wabah pandemi masih betah menghantui negeri ini. Toh demikian umat Islam dunia antusias melakoninya.

Tetap patuhi protokol kesehatan, selalu menjadi tageline utama dalam pelaksanaan Ibadah Ramadhan, salah satunya sholat taraweh.

Memasuki hari keenam di bulan Ramadhan, wabah pandemi covid-19 menhiringi setiap ibadah bulan ramadan di Masjid, lihat saja begitu kita akan melaksanakan sholat wajib 5 waktu dan sunnah lainnya, antar jamaah harus ada jarak, memakai masker. Sabtu (17/4/2021).

Kebiasaan baru tersebut tidak mengendurkan umat islam dunia untuk melaksanakan ibadah di Masjid, mari kembali kita tengok sehabis berbuka puasa, apabila memasuki waktu sholat masjid-masjid selalu dihadiri oleh jamaah.

Sebagai umat islam tentu sedih, mengalami puasa ramadan di masa pandemi segala aktivitasnya terbatas. Meminimalisir penularan virus covid-19 sebuah keniscayaan yang harus dilalui, selaku warga negara indonesia merasa memiliki tugas dan kewajiban untuk kemaslahatan warganya, oleh karena itu mematuhi protokol kesehatan menjadi pesan publik di setiap kegiatan yang berkaitan dengan masyarakat. Hal itu disampai sampaikan pihak pemerintah memutus rantai penularan covid-19, meskipun sudah ada vaksinasi tetaplah mawas diri agar tidak terimbas covid-19.

Dan Alhamdulillahnya bulan ramadan ini menurut berbagai sumber informasi bahwa kasus Covid-19 saat ini sudah semakin melandai, semakin berkurang bahkan sudah tidak ada lagi kasus yang meninggal. Namun hal tersebut jangan membuat kita lupa diri, dalam arti kita harus tetap aktif mengawasi perilaku masyarakat dan harus tetap mensosialisasikan Corona Virus Desease 19 dalam menjalani ramadan suci ini.

Momen bulan Ramadhan ini menurut saya agak berbahaya terkait wabah pandemik ini, karena biasanya umat muslim, muslimah fokus dengan ibadah tapi lupa dengan protokol kesehatan, misalnya pada pelaksanaan shalat tarawih, kadang warga tetap memaksakan untuk sholat di Masjid atau Mushola walau kondisi tempatnya tidak memungkinkan, misalnya penuh atau lain sebagainya.

Hal seperti itu yang dikhawatirkan terjadi penyebaran atau penularan virus tersebut. Tapi itu semua kita kembalikan kepada Sang Pencipta, sebagai hambanya hanya mampu berusaha.

Oleh sebab itu, setelah berpuasa 14 jam berpuasa menahan lapar dan dahaga maka kita harus berbuka yang manis-manis guna mengembalikan cairan tubuh yang berkurang, apalagi masih dalam suasana Corona,  jangan sampai covid-19 ini naik lagi.

Kalau saya, menu favorit selama ramadan berbuka yang manis-manis, dan kudapan ini harus ada, sebab keberadaannya sangat dibutuhkan tubuh setelah berpuasa empat belas jam lamanya, dan menu ini pas banget untuk santab buka puasa, rasanya enak menggugah selera.  

Kudapan ini sangat populer di Makassar, saya sendiri yang memiliki lidah jawa dan Palembang begitu ketagihan berbuka puasa dengan menu ini. Sebaliknya, hambar rasanya apabila berbuka tanpa kehadirannya.

Pasti pada penasaran, menu apa sih membuat lidah ketagihan itu, kok belum ditulis juga nama kudapannya.

Sabar dulu, sedikit lagi akan kita tuliskan nama menu buka  puasa andalan kami di Makassar, tentunya kota-kota lain seperti Bogor, Palembang, Balikpapan, Samarinda, Solo, Yogjakarta, Ngawi, Surabaya dan seterusnya mempunyai menu buka puasa andalan masing-masing, bahkan rasanya lebih menyegarkan keselamatan dan kesehatan tubuh, jadi ada baiknya saat berbuka puasa nanti lebih baik berbuka yang manis-manis untuk tetap mempertahankan imunitas tubuh karena menjalankan ibadah puasa ramadan dan ini berpengaruh besar dan signifikan terhadap tubuh melawan covid-19 meskipun sudah menjalani vaksinasi.

Saya akan menyebutkan kudapan berbuka puasa kami, yakni kurma, kue barongko serta kue lapis india. Entahlah, ketiga varian kue tradisional ini bagi tubuh saya yang juga sakit begitu berkhasiat menyegarkan tubuh.

Kurma, Barongko dan Kue Lapis India ini kerja samanya begitu luar biasa selama ramadan, bukan tahun ini saja, ramadan tahun sebelumnya, barongko, kurma dan lapis india selalu setia menemani kami dalam hal membantu memulihkan kekuatan tubuh membuat kondisi tubuh yang selalu baik.

Bagaimana tidak, rasanya begitu manis, legit di gigit sesuai dengan apa yang kita alami selama berpuasa, adalah untuk memulihkan cairan tubuh ditambah kebaikan air minum yang sudah masak menjadi penghilang dahaga.

Dengan kita berbuka yang manis-manis itu artinya kita telah menjaga kebugaran tubuh sendiri. Sebagai warga muslim yang baik, kita harus membuktikan bahwa Kita mencintai tubuh ini dengan berbuka yang manis-manis seperti Kurma, kue Barongko dan Kue Lapis India.

Selamat menjalankan ibadah puasa ramadan 1442 H semoga selesai sampai full dan kembali fitrah seperti bayi yang baru dilahirkan dari rahim ibu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun