Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Banjir di Tengah Pandemi Covid-19, Berkah atau Musibah?

18 April 2020   07:26 Diperbarui: 18 April 2020   07:36 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banjir di Perum. BPS Sudiang (dok.pribadi)

Guyuran air hujan itu tiba-tiba membasahi kota Makassar, akibatnya sebagian lorong perumahan ketiban apes. Pasalnya, hujan yang seharusnya membawa berkah malah tak jarang membawa musibah bagi penghuni rumahnya.

Khususnya di perumahan Bumi Permata Sudiang ini begitu hujan tiba warga kudu waspada akan banjir.

Bukan hujannya yang dipersalahkan melainkan asebab banjir itu sendiri, antara lain drainase sempit, masih banyak warga yang membuang sampahnya sembarangan, parahnya lagi drainase tersebut malah dicor alias dibetonisasi, tak lain dan tak bukan guna menambah lahan parkir atau halaman rumah tanpa memperhatikan dampak lingkungannya.

Selain itu terjadinya perusakan lingkungan hidup dan kehutanan, misalnya perambahan hutan, penambangan liar, pembantaian hewan-hewan yang dilindungi untuk memperkaya diri sendiri atau komplotannya.

Ibarat, sudah jatuh tertimpa tangga, pepatah ini pantaslah disematkan kepada warga perumahan Bumi Permata Sudiang I. Betapa tidak, saat merebaknya wabah virus corona, warga berjibaku dengan genangan bencana banjir.

Mayoritas perumahan di BPS langganan banjir diawali dari hujan deras yang mendadak melanda kota Makassar dan sekitarnya. Jumat, 17/4/2020. Meski sering berjibaku dengan banjir, bedanya kali ini barengan dengan penyebaran wabah Virus Covid-19.

Salah satu tetangga nampak sedang menguras air banjir yang masuk dalam rumah (dok.pribadi).
Salah satu tetangga nampak sedang menguras air banjir yang masuk dalam rumah (dok.pribadi).
Yah, akibatnya, warga kudu menerapkan kesabaran ekstra menghadapi banjir musiman ini, sembari menunggu reda, baru dilakukan bersih-bersih rumah.

Untuk mengatasi banjir di Perumahan ini, warga pun berharap agar pemerintah setempat bisa segera mencarikan solusi di tengah pandemi ini.

Menurut penulis, pemerintah juga tidak bisa bekerja sendiri, dibutuhkan peran serta masyarakat untuk sadar diri akan kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampahnya sembarangan serta menata drainase sebaik-baiknya, agar tidak mampet sekaligus mempercepat surutnya banjir.

Tidak tahu mau berkata apa lagi, hujan di masa pandemi Covid-19 ini berkah atau musibah.

Selain banjir, kejahatan juga mengintai di depan mata, ini akibat asimilasi dari Pemerintah Pusat melalui Kemenkum HAM Republik Indonesia terhadap nara pidana.

Menurut, pemerintah asimilasi ini  ditempuh Kemenkum HAM RI untuk memutus rantai penularan corona dalam penjara di lembaga pemasyarakatan (Lapas).

Hasilnya, penjahat kambuhan pun bersuka cita bebas beraksi ditengah penerapan social dan physical distancing berskala besar, sedih!!!

Sebagaimana firman Allah, telah nampak kerusakan di darat dan di laut akibat keserakahan tangan manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun