Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Soal Penolakan Pemakaman Jenazah Corona, Ini Kata Mereka

11 April 2020   12:01 Diperbarui: 15 April 2020   19:34 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo (sumber:pikiran-rakyat.com).

Kembali diingatkan kepada warga Ungaran jangan lagi ada penolakan jenazah karena saat ini karena saat ini roso kamangnusan kita benar-benar diuji.

Miris memang, ketika jenazah mendiang perawat mendapat perlakuan tak adil dari warga. Perawat ini mendapatkan penolakan dari warga untuk dimakamkan di pemakamam daerah Ungaran, Kabupaten Semarang. Hal ini tentu sangat dikecam berbagai pihak, bahkan netizen turut geram atas penolakan jenazah pahlawan corona ini.

Terpaksa jenazah perawat NK dikembalikan ke kamar jenazah RSUP Dr. Kariadi. Jumat (10/4/2020). Perawat NK akhirnya dimakamkan di tempat pemakaman Keluarga Pegawai RS Kariadi Semarang.

Dan, sebenarnya, tak ada alasan memberikan stigma negatif berlebihan pasien positif Covid-19, terlebih kepada seorang perawat.

Maaf saja, tindakan penolakan jenazah pejuang kemanusiaan seperti perawat NK oleh warga yang kurang mendapatkan pemahaman soal jenazah Covid-19 tidak memiliki rasa kemanusiaan dan cenderung melawan hukum.

Stigma negatif sebuah perbuatan diskriminasi terhadap almarhum NK, seorang perawat dengan jiwa patriot secara nyata berjuang di garis depan melawan COVID-19.

Demi menujukkan rasa prihatinnya, beberapa akun medsos WAG mengatakan, sebut saja Shanty, kurangnya pemahaman soal covid 19 asal di bilang corona saja, pasti menakutkan.

Pemilik akun Yanti, saya sangat tidak setuju dengan adanya penolakan, tapi mestinya ada sosialisasi mengenai virus covid 19, apakah virus itu mati dengan meninggalnya penderita atau bagaimana, itu yang masyarakat tidak tau sehingga sering terjadi penolakan. Tapi saya pribadi, sangat tidak setuju dengan penolakan.

Pemilik akun Ismi, menuliskan alangkah lucunya, giliran pejuang kesehatan yang wafat, malah ditolak gara-gara positif covid-19 , bagaimana kalo dibalik giliran perawat yang menolak semua pasien Covid 19, semakin ramai jadinya aksi penolakan. Tetapi untungnya para tenaga medis semua berjuang tanpa pamrih tanpa mengenal waktu tanpa berharap lencana penghargaan. Semua dikerjakan karena panggilan nurani yang tulus dalam melayani masyarakat. Kalau sudah sesuai protap Kemkes berarti sudah safety jenasahnya.

Kemudian, Hiras mengungkapkan, penolakan itu terjadi karena kurang pengetahuan shingga menimbulkan ketakutan,  disinilah peran puskesmas, dinas kesehatan, dan pemangku jabatan mulai dari RT smpai kepala daerah setempat dalam melakukan sosialisasi ke masyarakat tentang penyebaran virus pada jenazah dan pengelolaan jenazah sebelum dibawa ke tempat pemakaman.

"Penderita COVID-19 rasanya sperti zombie dimata Masyarakat, padahal ini bukan penyakit aib," tulis Hiras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun