Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Dilema Ikan Cupang

21 Mei 2019   09:57 Diperbarui: 21 Mei 2019   10:08 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dilema Ikan Cupang/dokpri

Kepergian pemiliknya, dilema ikan cupang kian berkepanjangan...

Bahan bisikan busuk tak berkesudahan....

Ada yang bilang aji mumpung...

Ada yang menyindir, mencibir, hingga benci itu hanya pemilik jiwa-jiwa kerdil berhati ecobrik...

Para pendatang baru tiba-tiba menyemuti ruangan itu mencoba mengobrak-abrik tempatmu....

Kemana mereka selama ini, kok baru sekarang nimbrung tanpa nalar

Menyingkirkan para relawan, sahabat seperjuangan.....

Kepergianmu tak mengubah indahnya sisik cupang berwarna-warni....

Berenang sempit, terperangkap kaca dan air mata, dilema memang....

Entah mengapa mereka bahagia senang melihat orang susah, tebar fitnah hingga musnah berkalang tanah....

Walau tak menemukan sempurnanya kehidupan, cupang-cupang itu bersahaja menghibur hati duka lara....

Cupang-cupang itu mampu membuang semua rasa bosan...

Tanpamu, rasa indahpun datang....

Mungkinkah tumbuh kepuasan atas kepergianmu.....

Entahlah....

Semoga aku yang salah, atas minusnya cupang-cupang itu...

Biarlah ku terima semua kemungkinan itu....

Murah harganya, mahal dalam lingkaran kebaikan.....

Dilema ikan cupang berenang riang di arus yang tenang....

Dan aku menikmati itu....

Bersama cupang-cupang yang telanjang ekornya begitu meminangku....

Begitu menatapmu, masalah-masalah itu tak ubahnya sampah jalanan dan pantasnya dimusnahkan....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun