Pesatnya perkembangan teknologi informasi seperti sekarang, semua kebutuhan berita begitu mudah tersaji di dunia maya.
Gawai pintar atau ipad, Â telah menggerus keberadaan buku. Tidak salah dengan teknologi, memang sudah jamannya.
Setidaknya kebutuhan buku hingga sekarang masih menjadi sumber rujukan bagi para penulis level dunia.
Masak sih, generasi sekarang melupakan begitu saja keberadaan buku. Bak kacang lupa akan kulitnya. Tega loh!
Negara maju saja begitu menghargai keberadaan buku. Hal ini dibuktikan dengan peringatan Hari Buku se-Dunia.
Hari buku se-dunia ini jatuh pada tanggal 23 April. Moment penting ini bagi kutu buku untuk kembali menggaungkan budaya membaca buku, dalam artian berwujud fisik, bukan media daring.
Perintah membaca buku pertama turun pada Kitab Al-Qur'an yaitu Q.S. Al-Iqra yang artinya Membaca.  Kemudian perintah Kedua turuh Q S. Al-Qalam yang artinya Menulis. Sungguh, Tuhan Maha Tahu dari manusia yang konon "serba tahu." Maka manusia sebagai makhluk fana seharusnya mau membaca Al Qur'an, buku serta koran, kemudian menulisnya.
Sejauh ini jika para generasi jaman now sadar akan manfaat membaca dan menulis. Cobalah mengenali buku dengan masuk pada ruas-ruas buku, disitu akan kita jumpai sensasi dari penulisnya.
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengenali diri sendiri, tanpa harus ikut-ikutan pergaulan negatif.
Saya hanya mampu menyarankan cobalah untuk membaca buku, dari membaca kita akan berimajinasi dan larut dalam sensasi penulisnya. Dari bacaan ini, kita dapat menemukan jati diri tanpa intervensi maupun intimidasi dari pihak-pihak yang berseteru.
Kita tak bisa memaksakan kehendak, untuk mau membaca buku maupun bermain game. Itu hak mereka di negara yang merdeka 74 lamanya. Sebab barang siapa menebar kebaikan akan memanen kebaikan, sebaliknya bagi penebar keburukan tentu akan menuai keburukan.