Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Sudi Tak Sudi Diupah Murah

3 April 2019   14:37 Diperbarui: 3 April 2019   17:32 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kali ini...

Sudi tidak pergi kerja....

Lemah, letih, lesu, lunglai bersimpuh disamping dipan kayu lapuk nan renta....

Sudi terbaring di rumah sakit diam saja tak berdaya kemana-mana...

Sudi pucat pasi terbatuk-batuk terkendala biaya...

Sudi hidup pas-pasan
Gaji kurang, dicekik harga kebutuhan sendiri...

Wajahnya kempot tercekik lehernya sendiri...

Hari demi hari tubuhnya beringsut menciut....
Bak morvinis menanti vonis..

Sudi pantas disebut tengkorak jalanan...

Siang jadi malam, malam jadi siang, terlunta-lunta nokturnal di pasar dan terminal...

Nampak benjolan tulang pipi, leher, tangan, dada hingga betisnya...

Berbalut kulit dan tulang saja....

Sama sekali tak ada yang dibanggakan dari sudi kecuali miris dan empati....

Lagi-lagi sudi batuk lagi, parahlah....

Terngiang-ngiang sosok kawan senasibnya yang mati karena kurang gizi....

Sudi meludah dan lagi-lagi darah membuncah, happy-happy ajalah...berkilah...

Sudi tak sudi diupah murah, nyatanya tenaganya memang murah...

Sudi merenungi mahalnya resep dokter....

Sudi mengawang-awang ke langit, bintang dan rembulan seolah mengharapkan uang jatuh dari langit...

Nyatanya tak ada uang jatuh, pun tak ada obat....

Nyawa Sudi hanya diperpanjang oleh waktu kerja yang sempit dan menindas...

Sudi abai tanpa memperhitungkan dirinya sendiri....

Waktu, tenaga, kesehatan dan harapan musnah hanya untuk kepingan rupiah....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun