Apa jadinya bila kita tak bisa mengakses internet, tentu tak bisa browsing situs berita, chatting, kirim email, download segala macam informasi, Â data, bahkan transfer uang.
Rasanya, kembali hidup di hutan rimba yang jauh dari peradaban, meski kita berada di tengah-tengah kota, itu akibat dunia tanpa internet.
Internet sudah bukan sekedar lifestyle, tapi menjelma sebagai kebutuhan hidup. Bahkan beberapa pelakor merubah internet sebagai Tuhan. Yang jelas, tanpa internet manusia kembali ke masa jahiliyah.
Perkembangan internet membuat segelintir manusia bermental jahiliyab jauh dari peradaban, berperilakunya jauh dari kata "BERADAB."
Mayoritas semua kegiatan yang di lakukan tidak bisa lepas dari internet, manusia terperangkap dalam dunia internet yang tabu, rasanya hidup segan mati tak mau jika internet hilang dari peredaran.
Ketagihan internet produktivitasnya hingga kehilangan akal sehat, ada beberapa diantaranya merasa disorientasi rasionalitas, atau cacat tak bisa melakukan apapun, lumpuh, sedih, putus asa.
Mereka adalah jenis perasaan yang memimpin orang-orang menangis akibat candu internet.
Mungkin kita semua akan lebih bahagia jika ada internet dari pada tertimpa bencana. Faktanya bahwa kita tidak dapat lepas dari dunia internet, yang telah membantu kita terhubung, berinteraksi, dan berkomunikasi dengan keluarga, teman, relasi kerja, bahkan dengan orang-orang yang belum kita kenal dan belum pernah kita temui sekalipun.
Saya pernah merasakan atas koneksitas internet, acapkali dihadapkan dengan konflik tidak ada sinyal wifi/HotSpot selama sehari rasanya sebagai pecundang, mengharuskan melakukan tindakan intensif demi kelancaran koneksi internet.
Tanpa internet seperti orang impoten intelektualitas, hanya mencak-mencak, tanpa melihat anggaran. Terpenting revitalisasi perangkat sendiri.