Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kresek Hitam Pembalut Rambu Lalin Dilarang Belok Penopang Kehidupan yang "Brengsek"

5 Januari 2019   18:02 Diperbarui: 6 Januari 2019   08:42 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

resize-4-5c308ddd43322f772a24a967.jpg
resize-4-5c308ddd43322f772a24a967.jpg
Ketidak patuhan terhadap aturan berlalu lintas sudah mengakar kuat, dan selalu terjadi berulang-ulang bak lingkaran setan. Pemerintah pun dituding belum berperan maksimal melakukan penyadaran. 

Indikator perilaku membalut rambu lalulintas dilarang berputar ini sebuah perbuatan menghalalkan segala cara dengan perantara juru parkir liar adalah tindakan "brengsek" secara sengaja membiarkan kebenaran kian terbungkus kejahatan yang terselubung.

Artinya, tipikal pengendara kendaraan bermotor di Indonesia selalu mencoba menggunakan kemudahan dibalik pelanggaran hukum yang juga merampas hak-hak orang lain. Misalnya, memutari tanda larang berputar atau berbalik arah, melawan arus. 

Pembungkusan tanda rambu lalulintas dilarang berputar ini sudah berlangsung lama, terkesan ada pembiaran.

Tayangnya artikel ini, saya yakin dan percaya pada penasaran akan keberadaan kresek hitam tak bertuan ini. 

Pak Polisi mohon segera bertindak membuka bungkusan kresek hitam ini, agar lalu lintas berjalan dengan baik dan saling menghargai pengendara lain tanpa diskriminasi alias tanpa memandang Suku, Agama, Ras Antar Golongan (SARA).

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun