Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Intelektual Muslim Bahas Bahaya Komunisme dan Liberalisme

31 Desember 2018   06:52 Diperbarui: 31 Desember 2018   07:02 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Ratusan intelektual muslim dari Makassar dan berbagai daerah berkumpul di Ballroom menara Phinisi UNM Makassar, Ahad (30/12/2018). Acara yang dikemas dalam bentuk silaturrahmi intelektual muslim ini mengangkat tema "Komunisme dan Liberalisme Ancaman Nyata Negeri Ini". Kegiatan ini dilaksanakan oleh Forum Akademisi Muslim Indonesia (FAMI) Sulsel dan Fosdik Al-Umdah UNM.

Sejumlah tokoh intelektual hadir sebagai narasumber utama, antara lain Prof. Dr. H. Veni Hadju, Phd, Prof Dr HM Said Mahmud, Lc, MA, Prof. Dr.H. Arifuddin Ahmad, M.Ag, Dr.KH. Syahrir Nuhun,Lc, M.THi, Dr.Eng.H.Muh. Agung, ST, MT, Dr.Eng.H. Abd. Kadir Muhammad, ST,MT,Eng,Ir.Hasanudin Rasyid, M.Si dan H.Budi Mulyana, S.IP, M.Si

Secara bergantian para narasumber mengangkat fakta-fakta ancaman komunisme dan liberalisme. Bagi Indonesia komunisme telah menorehkan sejarah luka melalui pemberontakan PKI dan tetap menjadi ancaman potensial karena keberadaannya sebagai ideologi.  

Sumber : dokpri
Sumber : dokpri
Diungkap juga ancaman liberalisme di berbagai bidang seperti demokrasi liberal, pendidikan pragmatis dan pro pasar, liberalisasi ekonomi dengan penyerahan kedaulatan SDA kepada asing, praktek liberalisasi dan komersialisasi sektor kesehatan, sistem sosial permisif yang melahirkan beragam kemaksiatan dll.

Berbagai fakta nyata ancaman komunisme dan liberalisme harusnya menyadarkan bahwa Islam sebagai solusi. Karena Islam itu mengatur seluruh aspek kehidupan, tidak hanya mengatur tatacara ibadah dan muamalah dalam arti sempit, tetapi juga politik, ekonomi, hukum, budaya dan yang lainnya, ujar Arifuddin Ahmad.

Pembicara lainnya, Hasanuddin Rasyid mengurai, secara faktual kebatilan dan kebenaran akan terus berhadapan sepanjang sejarah manusia. Ideologi Islam yang berasal dari sang Khalik akan melawan ideology kapitalisme-liberalisme dan sosialisme-komunisme, yang merupakan hasil buatan manusia. "faktanya sosialisme-komunisme maupun kapitalisme sama-sama berbahaya. Lalu mengapa kita tidak segera berpaling pada ideologi atau mabda Islam yang nyata-nyata bersumber dari sang Khalik," ujar Hasanuddin Rasyid.

Dosen Hubungan Internasional Unikom Bandung, Budi Mulyana mengatakan, di abad ini kepemimpinan dunia saatnya bergulir dan beralih ke tangan kaum muslimin dengan semangat menjadikan Islam rahmatan lil-'alamin. "Saatnya perubahan diarahkan pada tegaknya ideologi Islam dengan metode harus benar-benar mencontoh Rasulullah saw, gerakan perubahan tidak boleh mengambil jalan yang bertentangan dengan Islam, serta perubahan sejatinya adalah berlanjutnya kehidupan Islam  dengan tegaknya Islam kaffah," tandasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun