Ratusan intelektual muslim dari Makassar dan berbagai daerah berkumpul di Ballroom menara Phinisi UNM Makassar, Ahad (30/12/2018). Acara yang dikemas dalam bentuk silaturrahmi intelektual muslim ini mengangkat tema "Komunisme dan Liberalisme Ancaman Nyata Negeri Ini". Kegiatan ini dilaksanakan oleh Forum Akademisi Muslim Indonesia (FAMI) Sulsel dan Fosdik Al-Umdah UNM.
Sejumlah tokoh intelektual hadir sebagai narasumber utama, antara lain Prof. Dr. H. Veni Hadju, Phd, Prof Dr HM Said Mahmud, Lc, MA, Prof. Dr.H. Arifuddin Ahmad, M.Ag, Dr.KH. Syahrir Nuhun,Lc, M.THi, Dr.Eng.H.Muh. Agung, ST, MT, Dr.Eng.H. Abd. Kadir Muhammad, ST,MT,Eng,Ir.Hasanudin Rasyid, M.Si dan H.Budi Mulyana, S.IP, M.Si
Secara bergantian para narasumber mengangkat fakta-fakta ancaman komunisme dan liberalisme. Bagi Indonesia komunisme telah menorehkan sejarah luka melalui pemberontakan PKI dan tetap menjadi ancaman potensial karena keberadaannya sebagai ideologi. Â
Berbagai fakta nyata ancaman komunisme dan liberalisme harusnya menyadarkan bahwa Islam sebagai solusi. Karena Islam itu mengatur seluruh aspek kehidupan, tidak hanya mengatur tatacara ibadah dan muamalah dalam arti sempit, tetapi juga politik, ekonomi, hukum, budaya dan yang lainnya, ujar Arifuddin Ahmad.
Pembicara lainnya, Hasanuddin Rasyid mengurai, secara faktual kebatilan dan kebenaran akan terus berhadapan sepanjang sejarah manusia. Ideologi Islam yang berasal dari sang Khalik akan melawan ideology kapitalisme-liberalisme dan sosialisme-komunisme, yang merupakan hasil buatan manusia. "faktanya sosialisme-komunisme maupun kapitalisme sama-sama berbahaya. Lalu mengapa kita tidak segera berpaling pada ideologi atau mabda Islam yang nyata-nyata bersumber dari sang Khalik," ujar Hasanuddin Rasyid.
Dosen Hubungan Internasional Unikom Bandung, Budi Mulyana mengatakan, di abad ini kepemimpinan dunia saatnya bergulir dan beralih ke tangan kaum muslimin dengan semangat menjadikan Islam rahmatan lil-'alamin. "Saatnya perubahan diarahkan pada tegaknya ideologi Islam dengan metode harus benar-benar mencontoh Rasulullah saw, gerakan perubahan tidak boleh mengambil jalan yang bertentangan dengan Islam, serta perubahan sejatinya adalah berlanjutnya kehidupan Islam  dengan tegaknya Islam kaffah," tandasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H