Launching duta eco office lingkup Ditjen PSKL oleh Setditjen. Dr. Apik di Hotel Claro, sebelumnya dikenal Hotel Clarion. Rabu (19/12/2018).
Keesokan harinya, tepatnya Kamis (20/12/2018) sebanyak 50 Duta Eco Office dari Ditjen PSKL KLHK Jakarta akan mengunjungi kantor P3E Suma.
Kunjungan ini menindak lanjuti Surat Edaran Sekretaris Jendral KLHK tentang penerapan kantor ramah lingkungan (eco office).
Kunjungan kerja dari Ditjen PSKL dan Rombongan begitu menginjakkkan kakinya ke Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sulawesi dan Maluku mempunyai kesan Kantor P3E SUMA seperti masuk ke dalam Hotel. Hal Ini diungkapkan oleh Suejono  MJ, MBA seorang  NGO, sekaligus Pembina Lingkungan dari  Sidoarjo Surabaya Jawa Timur.
Acara diawali dengan pengantar Azri Rasul SKM ,M.Si MH selaku Kepala Bidang Pengelolaan SDA dan LH serta didampingi oleh Ditjen PSKL Pusat , Ir Johakim Sagala MM, Â serta Kepala Seksi Kemitraan Lingkungan Agus Supriatna S.Hut.
"Sejarah berdirinya kantor P3E SUMA diawali dari kantor Bapedal berkantor di Jalan Hertasning No. 22, hingga bertransformasi ke Jalan Perintis Kemerdekaan 17 Kecamatan Biringkanaya Makassar, sekarang kantor ini bernama P3E Suma KLHK." Ungkap Azri.
Konsep Eco Office  ini diterapkan di 6 (enam) PPPE di seluruh Indonesia.
Ditegaskan Azri, "Untuk akselerasi penerapan kantor berkonsep ECO Office di P3E SUMA pergolakannya begitu cepat dibandingkan dengan yang lain."
"Terkait kelancaran Fasilitas kesediaan kantor dan untuk Fasilitas peralatan pendukung diharapkan dapat bertambah, mengingat anggaran yang terbatas, meski demikian P3E SUMA demi berinovasi demi tercapainya kantor yang Ramah Lingkungan." Harap Azri.
Usai perkenalan, selanjutnya sebanyak 50 orang duta Eco Office berkunjung ke Wahana Rain Water Harvesting (Permanen Air Hujan) tampak para peserta sangat antusias memperhatikan proses pemanenan air hujan dari awal hingga konsumsi di toilet lantai basement.
Kemudian rombongan ini menyambangi Bank Sampah, ditempat ini peserta mendapatkan pengalaman terkait berbagai pengolahan sampah sehingga bernilai rupiah atau ekonomis, mulai dari proses penimbangan, pemilahan hingga pembukuan para nasabah hingga  pembayaran nasabah Bank Sampah.Â
Dimana sampah yang tadinya tidak berharga menjadi bernilai, Disamping itu selain sampah yang tidak bernilai , diolah kembali  menjadi kerajinan produk daur ulang seperti, tas tudung saji, tempat tissue, peck, tempat air mineral, bossara' atau penutup kue serta vas bunga dan bunga hias plastik.