Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sepak Bola Tanah Air Berakhir Getir dan Dicibir

10 Desember 2018   18:58 Diperbarui: 10 Desember 2018   19:00 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melakoni laga final kompetisi Liga 1 bersama Bukalapak berlangsung di Stadion Andi Mattalatta Mattoangin Makassar. PSM berhasil berpesta gol atas Ayam Kinantan julukan bagi PSMS Medan dengan skor telak 5-1. Minggu (9/12/2018).

Meski berpesta gol, PSM Makassar harus tertunduk lesu gegara gagal menjuarai Liga 1 2018. Lantaran disaat bersamaan Macan Kemayoran mampu mengatasi perlawanan Mitra Kukar. Bermain di Stadion Gelora Bung Karno, Bambang Pamungkas dan kawan-kawan tampil begitu menawan sehingga kemenangan tipis 2-1 sudah cukup buat merebut Juara Liga 1 tahun ini dari Juku Eja.

Sebiji gol PSM Makassar dicetak oleh M. Rahmat Syamsuddin, Alessandro Ferreira Leonardo alias Sandro dan Marc Klok masing-masing dua gol.

Tuan rumah PSM sukses mencetak gol pertama lewat sepakan dari Sandro pada menit ke-14. Skor berubah 1-0. Selang dua menit tepatnya menit ke-16 Marc Klok sukses menggandakan keunggulan PSM Makassar menjadi 2-0.

Memasuki menit ke-30 laga semakin memanas dengan saling jual beli serangan. Petaka datang untuk PSMS setelah setelah Marc Klok sukses mencetak gol ketiga untuk PSM pada menit ke-35. Kedudukan 3-0. Pada menit ke-43 Rahmat Syamsuddin sukses menambah pesta gol PSM menjadi 4-0.

Seusai jeda, PSM langsung melakukan tekanan dan ingin menambah pundi-pundi gol. Tak sia-sia, hasilnya pada menit ke-51, Sandro kembali menambah pesta gol PSM menjadi 5-0 dengan tendangan jarak jauh, boleh dikatakan selevel golnya David Becham.

Tertinggal jumlah gol tak membuat PSMS menyerah dan perlahan melakukan serangan. Namun kokohnya pertahanan Pasukan Ramang membuat serangan PSMS Medan berujung sia-sia.

Pada menit ke-67 laga sempat dihentikan karena ada oknum suporter yang sengaja menyalakan petasan dan flare. Kondisi Stadion Mattoanging sempat rusuh dan para pemain ikut terjun ke tribune untuk menenangkan suporter. Otomatis PSSI kembali memanen sanksi.

Dirasa kondisi kembali kondusif akhirnya laga dilanjutkan dan PSMS berhasil memperkecil keunggulan menjadi 5-1 menjelang laga usai.

Tanggal 9 Desember yang bertepatan dengan hari anti Korupsi sedunia ini, bagi PSM merupakan malam yang menyesakkan.

Usai susah payah berpesta  5 gol, eehh tiba-tiba disalip Persija Jakarta, unggul 2 gol bahkan nyaris dipermalukan Mitra Kukar, tanpa "campur tangan" juru pengadil besar kemungkinan PSM juaranya, panggung sepakbola berkata lain justru Macan Kemayoran keluar sebagai juara Liga 1.  

Sebagaimana prediksi bahwa Persija Jakarta bakal keluar sebagai Juara. Ini terbukti dari hasil PSM bersusah payah mencari gol, tetapi Persija yang menikmati hasilnya. Luar biasa Sepakbola tanah air tercinta ini. Cerita gelar juara Bali United yang diseruduk Bhayangkara FC terulang kembali.

Betapa kecewanya Masyarakat Makassar menyaksikan timnya dicurangi Macan Kemayoran. Akan tetapi kembali ke pasal 1 bahwa bola itu bundar, jadi siap kalah siap menang.

Lebih memalukan lagi, 3 tim besar harus turun tahta yakni, Mitra Kukar, Sriwijaya FC dan PSMS Medan. PS TIRA dan Perserui berhasil lolos dari lobang jarum, paska memetik hasil positif diakhir kompetisi. PS TIRA mendapatkan kemenangan atas Borneo FC dengan skor yang sangat meyakinkan 1-3.  

Sementara Sriwijaya FC kalah saat melawan Arema FC dengan skor 2-1 hal ini membuat Laskar Wong Kito kehilangan 3 poin yang sangat berhaga, dan Perseru Serui tertolong 2-0 dilaga tandang ke Persipura Jayapura.

Tiga tim dari Liga 2 memastikan promosi ke Liga 1, yaitu PSS Sleman, Semen Padang dan Kalteng Putra menggantikan posisi Sriwijaya, Mitra Kukar dan PSMS Medan.

Sandiwara jelas terlihat ditubuh Sriwijaya FC, Dodi Alex Nurdin selaku dinasti penerus Alex Nurdin selaku pemilik Laskar Wong Kito sebelumnya menjual 9 (sembilan) pemain intinya, termasuk pelatih Rahmad Darmawan ini memilih "cuci tangan."

Sepertinya Dodi mencium gelagat "buruk"  di tubuh Sriwijaya FC. Ia pun mendadak mengundurkan diri dari jabatan Manajer sebelum bencana degradasi ini terbukti.

Kesibukan sebagai Bupati Musi Banyuasin Palembang sebagai dalih. Walhasil tragedi degradasi menyakitkan ini pun tidak lagi menjadi tanggungjawab keluarga Alex sapaan Gubernur Sumatera Selatan ini.

Pada akhirnya, panggung sepakbola tanah air ini pun berakhir getir, tidak sedikit orang mencibirnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun