Untuk menangkap mafia bola kayaknya sulit, sebab hari gini siapa yang tidak butuh duit. Orang jahat berubah menjadi baik, lantaran banyak duit sesuai yang dia mau. Sebaliknya orang berakhlak baik dalam sekejap berubah jahat, lantaran membutuhkan duit, mereka para mafia bola ini tak akan segan-segan merusak reputasi Sepakbola tanah air porak poranda. Menumpas mafia bola ini tidaklah mudah.
Pantaslah, sepakbola Indonesia tidak maju-maju, lagi-lagi bola itu bulat, susah berkelit untuk tidak terlibat dibdalamnya.
Apa yang tidak bisa diatur di negeri ini, asal kucuran dana besar, pasti gampang? Masa bodoh seberapa besar sanksi di negeri ini. Sampai saat ini yang palinh susah dicari di negeri ini adalah MINYAK TANAH.
Tentu kita masih ingat, diakhir kompetisi Bali United harusnya keluar sebagai kampium, ujuk-ujuk Bhayangkara FC jawaranya. Kejadian ini sempat diprotes kubu Bali United, toh pesta juara milik BFC berjalan mulus, hingga sekarang kasus itu membeku.
Apakah akan terjadi kasus yang sama, kita tunggu hasil akhirnya saja. Dalam dunia olahraga khususnya olahraga murah dan merakyat seperti sepakbola, siap menang siap kalah sajalah. Atas peristiwa beruntun tersebut siapa paling diuntungkan dan siapa dirugikan?
Akhirnya, ada apa dengan sepakbola negeri ini?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI