Perwakilan beberapa Siswa SMP dan SMA Sederajat yang berdomisili di Kota Makassar berkunjung ke Kantor Eco Office julukan P3E Suma untuk belajar Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Kunjungan tersebut dalam rangka Edukasi Lingkungan Hidup melalui program eco office di P3E Suma, Senin (26/11/2018).Â
Perwakilan guru dan siswa-siswi dari berbagai sekolah-sekolah tersebut begitu antusias menyimak materi yang diutarakan Kepala P3E Suma, terlebih lagi diselingj pemutaran video lingkungan hidup dan pencemaran air.Â
Dihadapan siswa-siswi yang hadir pada edukasi lingkungan diutarakan, "Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan berhubungan timbal baliknya. Selain lingkungan hidup, mencakup lingkungan tidak hidup seperti batu, meja, kayu, tanah. Lingkungan mencakup Abiotik, Biotik, Culture." Tutur Kepala P3E Suma.
Dibeberkan Kepala P3E Suma, "Sampai sekarang cara terbaik dalam mengelola dan menangani sampah menerapan sistem 3R atau reuse, reduce, dan recycle. Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya. Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Recycle berarti mendaur ulang sampah."
Bertepatan dengan hari Guru ini, Kepala P3E Suma, berkenan memberikan bingkisan kepada para guru yang bertepatan jatuh  pada 25 November 2018. Beliau mengucapkan selamat hari guru, tanpa guru kita tidak akan menjadi siapa-siapa, tidak menjadi apa-apa. Kita harus bangga dan menghormati guru. Tidak ada istilah bekas guru." Tutupnya.
"Siswa-siswi yang datang di kantor ini, harus menjadi pioneer atau agen perubahan di sekolahnya masing-masing. Setidaknya menjadi agen perubahan perilaku berbudaya lingkungan." Tegasnya.
Dijelaskan Ellyyana, Sekolah Adiwiyata itu siswa-siswinya itu kreatif, inovatif turut menjaga kebersihan di sekolahnya. "Guna mewujudkannya harus dibentuk tim agen perubahan, seperti ada tim air, tim, green house, tim Toga, tim listrik, tim biopori yang memiliki tugas masing-masing."
"Ciptakan kantin sehat tanpa menjual makanan-makanan kemasan berbahaya bagi kesehatan. Sebagai gantinya, menjual makanan sehat. Kampanyekan kurangi sampah di sekolah dengan membawa tumbler atau tempat air minum." Urai Ellyyana Said.
Sesi berikutnya dilanjutkan materi Biopori yang disampaikan Hamzah Kadang, selaku Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian. "Sebaiknya membuat lubang resapan biopori, paralonnya jangan sampai dalam atau 70 meter. Cukup 20 centimeter saja, agar tanah tidak menutupi lubang resapan biopori saat turun hujan, keberadaan lubang resapan biopori ini sangat bermanfaat untuk menyuburkan tanah, mencegah genangan air dan bermanfaat sebagai kompos." Tutup Hamzah.