Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Merek Dagang Coto Makassar Cetar Membahana Nusantara

10 Oktober 2018   15:04 Diperbarui: 10 Oktober 2018   15:20 671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Merek Dagang Coto Cetar Membahana Nusantara

Cerita ini berawal ketika saya, sepulang dari salah satu Bank Syariah di Makassar, saat itu kepengennya membeli bakso Toddopuli atau baksonya Makassar, akan tetapi karena sesuatu dan lain hal bahan utama bakso belum datang, terpaska saya putar haluan berjalan kaki mencari warung terdekat. 

Nyatanya maksud hati memeluk gunung apalah daya tangan tak sampai, maksudnya penasaran akan kuliner bakso toddopuli, malah ketemunya warung coto. Berhubung perut tidak mampu diajak kompromi mampirlah saya ke warung coto. Selasa (9/10/2018).

Merek dagang warung coto di Makassar ini memang cetar membahana nusantara, bukannya tanpa sebab. Pemberian nama merek dagang warung coto rupanya mempengaruhi omset harian, maka tidaklah heran apabila pedagang coto ini bertitel haji, padahal hanya berjualan coto. 

Bagi orang yang baru menginjakkan kaki di kota Makassar, pasti kagok dengan cara makan coto, terutama proses pencongkelan ketupatnya, alhasil kuah coto akag tumpah kemana-mana. Tentu malu dong diliatin pembeli lain.

Dokpri
Dokpri
Merek Dagang Coto Cetar Membahana Nusantara

Ketika kita berkunjung atau bertugas, bahkan menetap di kota Makassar. Tidaklah lengkap tanpa mencicipi hidangan khas satu ini. Jangan lupakan kuliner legendaris satu ini yaitu Coto Makassar atau Coto Mangkasara.

Sama halnya soto di daerah Jawa sana, Coto adalah makanan tradisional Makassar boleh dibilang ikonnya kuliner Makassar. Apabila ke Makassar belum menikmati hidangan yang terbuat dari beberapa bagian daging sapi lokal ini, sama artinya belum menikmati kuliner kota anging mamniri nama lain Makassar atau Mangkasara.

Bukan hanya daging sapi bahan utama Coto. Penggunaan daging ini tidak lazim, yaitu Coto Kuda, ya, sesuai namanya coto ini berbahan utama daging kuda yang direbus dalam waktu yang lama dari pada daging sapi. Pasalnya daging kuda lebih alot dan berserat-serat ketimbang sapi. Selain sapi dan kuda, daging kerbau pun enak diolah menjadi coto.

coto-2-5bbdb2dcaeebe13e17572ef8.jpg
coto-2-5bbdb2dcaeebe13e17572ef8.jpg
Merek Dagang Coto Cetar Membahana Nusantara

Daging sapi, kuda atau daging kerbau ini kemudian diiris-iris kecil-kecil sesuai selera lalu dibumbui dengan bumbu yang diracik secara khusus. Rata-rata warung coto buka pukul 10.00 Wita siang hari, sebab di jam-jam inilah kondisi perut kita tergoda menyantap coto. Kemudian bagi pemesan atau yang membuatnya akan menghidangkan Coto di dalam mangkuk dan paling pas dinikmati dengan ketupat yang dibungkus daun pandan.

Ketupat di Makassar juga berbeda dengan ketupat di Jawa yang menggunakan daun kelapa muda atau janur. Masyarakat kota Makassar lebih menyukai Ketupat dibungkus daun pandan.

Guna menambah aroma sedap mewangi diatas kuah Coto ditaburi irisan daun bawang, irisan bawang goreng. Pemberian irisan daun bawang serta bawang goreng ini menambah aroma pada hidangan coto. dan tidak boleh ketinggalan perasan jeruk nipisnya.

ketupat-5bbdb2d6c112fe5f117aea83.jpg
ketupat-5bbdb2d6c112fe5f117aea83.jpg
Merek Dagang Coto Cetar Membahana Nusantara

Ketika memesan coto jangan langsung duduk, tetapi terlebih dahulu memilih bagian daging mana yang dipesan. Misalkan saya mampir ke penjual coto. Ada keunikan tersendiri memesan coto, apabila saya menyukai bagian hati, lidah, jantung sapi cukup memesan, "Daeng saya mau HALIJA." Penjualnya sudah tahu pilihan pemesan, artinya pembeli memilih daging sapi bagian Hati, Lidah, Jantung. Apabila ditambah H bagian belakang berarti isi cotonya Hati, Lidah, Jantung, Handuk (babat).

Sementara bagi pembeli yang mau praktis, cukup pesan CAMPUR, maka isinya daging, paruh, hati, usus, lidah dan lain-lain. Boleh juga hanya dua jenis bagian daging sapi LISUS artinya Lidah dan Usus. LIMPAH maksudnya Lidah, ampela dan hati dan masih banyak istilah-istilah memesan coto.

Saya sendiri lebih memilih satu jenis daging sapi, yaitu Lidah sapi. Menurut saya lebih empuk dan tidak terlalu menguras tenaga menikmati hidangan coto ini.

Penjual coto memiliki cara unik mempopulerkan warungnya, yang jelas tidak menggunakan "penglaris" beberapa penjual menamakan warungnya sesuai tempat atau lokasi penjualan. Ragam merek-merek dagang ini tentu memiliki nilai jual tersendiri buat pembeli memilih warung coto dimana saja dan kapan saja dia mau.

Berikut nama-nama warung tersebut antara lain adalah warung coto Bahagia, warung coto Dili, warung coto Latimojong, warung coto gagak, warung coto Perintis, warung coto Daeng Sirua, warung Coto Sunggu, Coto Diponegoro hingga merek dagang warung coto Presiden ada di Makassar.

Kali ini saya masuk warung coto depan pintu 1 Kampus Universitas Hasanuddin (Unhas) yang bertepatan lokasinya di depan pintu 1 Unhas Makassar dan lain-lain.

Kuliner tak kalah laris manis di Makassar antara lain pisang eppe (pisang penyet di bakar), Sop Saudara, Sop Lidah, Pallubassa, pallumara', aneka rupa olahan ikan bakar, Konro (Iga Sapi), Sop Kepala Ikan berbahan ikan kakap merah, Bakso.

Apakah anda penasaran dengan kuliner kota Daeng. kunjungi Makassar dan rasakan sendiri sensasinya, ingat tetap jaga porsi makan agar kesehatan terjaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun