Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Duka untuk Palu dan Donggala

30 September 2018   07:45 Diperbarui: 30 September 2018   09:15 17154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Duka Palu dan Donggala

Do'a untuk Indonesia..

Pasca gempa dan tsunami melanda Palu dan Donggala ucapan duka lara berdatangan dari mana saja.

Tadinya tak punya empati, tiba-tiba bersimpati atas bencana gempa dan tsunami....

Bencana ini datangnya tiba-tiba tanpa rekayasa manusia tak ayal puing-puing kehidupan menghias cakrawala.

Kondisi Palu dan Donggala sekejap bagai kota mati, dimana tidak ditemukan warung makan dan mesin uang buat mencukupi kebutuhan sehari-harinya, guna mencukupi kebutuhan materi, non materi mereka dipaksa menjarah apa saja, sebelum datang bantuan logistik dari pemerintah.

Kanan kiri, depan belakang yang ada puing-puing dan mayat membangkai berserakan ratusan jumlahnya.

Kantong-kantong mayat ber selebaran pertanda bahwa bencana itu dahsyatnya luar biasa.

Tak seperti biasanya, dimana bangunan hotel porak poranda menjelmalah tenda-tenda hunian pengungsian.

Fasilitas yang ada luluh lantak berserak tak karuan bentuknya.

Tuhan menampakkan kuasanya pada manusia, apapun titel pangkatnya yang ternyata tak mampu selamatkan nyawa sesama....

Semburat api dilahan kebun sawit menyisakan lumpur panas menggelembung menyayat mata hati yang melihatnya.

Lumpur ini tak ubahnya lumpur lapindo yang menenggelamkan separuh desa di Sidoarjo.

Seluruh masyarakat yang berdomisili di Makassar dan Indonesia belasungkawa atas musibah bencana yang melanda Palu dan Donggala.

Duka ini duka nusantara, selanjutnya abaikan sementara pilihan partainya....

Sejenak lupakan pilihan Presidennya...

Sejenak lupakan isu SARA..  Lupakan Hoak....

Buang jauh-jauh dendam angkara murka, tak ada gunanya itu semua...

Selanjutnya berdoa tengadahkan tangan nestapa terkait bencana yang menimpa saudara-saudara kita di Palu dan Donggala.....

Dunia tergerak kesana pun turun tangan membantu meringankan beban para saudara-saudara di Palu dan Donggala....

Jangan putus asa saudaraku....

Palu dan Donggala harus bangkit seperti sedia kala...

Singkirkan dominasi tinggi hati...

Singkirkan ketamakan....

Alihkan segala buruk sangka....

Berbaik sangka sajalah....

Ujian ini membuat kita dewasa..

Maknai bencana ini dengan hati bukan materi...

Makassar, 30 September 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun