Ulasan ini sangat jauh dari ujaran kebencian atau unsur pornografi, tidak dibuat-buat atau hoaks, tidak terkait masalah penistaan bentuk apapun. Ternyata menahan rasa kentut seharian membuat anak saya celaka.
Betul, mayoritas masyarakat menganggap seseorang yang kentut sembarangan itu jorok dan tidak sopan, bagi yang merasa ingin kentut tentu malu membuang gasnya ditempat umum. Terlebih ketika sedang rapat atau didepan pimpinan, atau bersama pacar tentu sebuah penyiksaan teramat sakit menahan rasa kentut.
Padahal membuang gas berupa kentut itu menyehatkan. Sebagai manusia selama masih bernafas, pasti memiliki rasa kentut, rasa kencing serta buang air besar, makanya sesama manusia saling menjaga privasi serta perasaan orang lain.
Selagi kita sehat pasti memiliki rasa kentut, hanya carannya yang berbeda-beda. Coba bayangkan apabila kita sakit pasti tidak bisa kentut. Kentut ini bukan masalah berarti, terkadang seseorang membesar-besarkan seni kentut, dituding sebagai "troublemaker" tidak sopan dan tidak menutup kemungkinan "dikucilkan" dari pergaulan. Padahal itu sebuah tindakan konyol, memangnya anda sudah tidak bisa kentut?
Ketahuilah bahwa kentut itu sehat. Jika disimak lebih jauh, maka bersyukurlah bagi orang-orang yang masih mengeluarkan kentut, karena kentut itu sangat mahal sekali harganya meski bau.
Bagi orang yang sudah tidak bisa kentut dijamin dia akan sakit, tak ayal mendekati ajal.
Sekian, terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H