Usaha keras Andi Baso Tancung untuk mencari cara mengoleksi opini-opini di Harian Fajar membuahkan hasil, bersama dua sahabatnya Faisal Syam dan Ahmadin Umar, Tancung mampu mengumpulkan sebanyak 40 opini pilihan dari penulis-penulis cerdas disekitar Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan, termasuk opini pilihan dari luar Sulawesi Selatan.
Launching buku tersebut diawali diskusi politik "Merobek Demokrasi". Diskusi dan launching buku tersebut menghadirkan pembicara-pembicara cerdas, di antaranya Aswar Hasan, selaku Komisioner Komisi Informasi Publik, Sulkaf S. Latief selaku Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Selatan, Â Akbar Hamdan dari Divisi Of New Fajar Koran, dan tak lupa hadir M. Ghufron H. Kordik dari Percetakan Pijar Press, dan Ilham "Ilo" Wasih sebagai Moderatornya.
Salah satu tangan kanan Andi Baso Tancung diletakkan disandaran kursi roda karena merasakan sakit dan salah satu kaki beliau teramputasi, Â dengan gerakan terbatas itu namanya begitu disegani dalam dunia menulis. Itulah awal pertemuanku dengan sosok inspiratif dikehidupan yang fana ini.
Beliau tak merasakan kekurangan itu, baginya seakan hidup menjadi lebih berwarna, sebab dibalik kesuksesan suami hebat, berdiri istri luar biasa disampingnya.
Tidak terbayangkan kalau saya harus menjadi Andi Baso Tancung. Keterbatasan fisiknya mungkin bisa membuat hidup terasa tidak berarti. Karena bingung apa yang harus dilakukan dengan keterbatasan itu.
Tidak demikian dengan Andi Baso Tancung, bertemu dengan seorang inspirator yang berketerbatasan membuatku terbuai dan gagal fokus menyimak diskusi dari para narasumber.
Tidak ada kata yang cocok untuk menyatakan kepadanya selain sebagai inspirator Ikatan Penulis Indonesia Makassar (IPIM), segala hidupnya ia habiskan buat menyalurkan ilmu (pembelajaran). Tancung dapat melakukannya dengan berhasil.
Awalnya diskusi dan peluncuran buku ini akan berlangsung biasa-biasa saja, setelah menyimak sembari memperhatikan sosok Andi Baso Tancung, perlahan namun pasti bahwa penilaianku salah besar.
Sosok yang satu ini memang luar biasa bagi saya. Memberikan keyakinan bagi saya bahwa diatas kekurangan pasti ada kelebihan, namun kelebihan tersebut harus diasah terus dan selalu berusaha menggalinya. Selain dari pada itu diskusi ini membahas politik Bandit, Badut dan Bandar.Â
Salah satu pembicara yang membangunkanku dari tidur, dibahasnya Politik Bandit, Badut dan Bandar. Disampaikan Aswar Hasan, judul buku  "Merobek Demokrasi" membaca judulnya, buku ini terkesan provokatif, namun setelah membuka opini-opini didalamya, isinya bisa dipertanggungjawabkan." Kesan Aswar.