Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

DAIS dan ISIS Bukan Islam, tapi Penyebar Paham Radikalis

20 Mei 2018   08:50 Diperbarui: 20 Mei 2018   09:26 777
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
DAIS dan ISIS Bukan Islam Tapi Penyebar Paham Radikalis (sumber gambar: https://news.detik.com)

DAIS (Daulah Islamiah Iraq wa Suriah) bahasa inggris nya ISIS (Islamic State Irak dan Suriah) kamuflase dari ISIS. Sedangkan ISIS bukan Islam namun sebuah komunitas penyebar paham radikalis yang dihuni orang-orang sombong dan merasa paling benar, padahal sesat. Hanya manusia sombong serta merasa paling tahu segalanya sama dengan syaitan. ISIS sudah keluar dari Ahlussunnah Wal Jama'ah.

Ada fakta unik di balik aksi teror yang terjadi di Surabaya. Para pelaku bom bunuh diri bukan orang "bodoh", ternyata pelakunya dari kalangan terpelajar. Sebut saja Anton Ferdianto dan Budi Satrijo, tercatat pernah menempuh pendidikan di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya. Dita Oepriyanto yang juga ketua Jamaah Ansarut Daulah (JAD) Jawa Timur, juga pernah kuliah di Universitas Airlangga Surabaya.

Walau tidak ada hubungannya secara langsung antara paham terorisme dan sistem pendidikan di perguruan tinggi tersebut, tidak menutup kemungkinan lembaga pendidikan---baik perguruan tinggi maupun sekolah menengah telah menjadi sasaran empuk kelompok teroris untuk "menabur benih" paham radikal mereka. Komplotan ini menyasar lembaga-lembaga kajian agama.Paham radikalisme mulai berkembang subur di tanah air. Kelompok teroris memanfaatkan institusi pendidikan sebagai sarana strategis untuk memperluas pengaruh dan merekrut kader.

Terdapat 3 (tiga) hal yang menyebabkan mereka keluar dari Ahlussunah Wal Jama'ah. Pertama Abu Bakar Al Baghdadi mengangkat dirinya secara personal menjadi Kholifah padahal di dalam Syariat islam kalau kita mengangkat seorang pemimpin melalui "Baiat"/voting atau bahasa sekarang melalui pemilu, sama halnya seperti 4 khalifah yang ada di Ahlussunnah wal jamaah, mereka semua diangkat melalui baiat para jamaah.

Kedua Mengkafirkan umat islam lain yang tidak sepaham dengan paham radikalisme meraka. Paham "Takfiri" ngafir-ngafirno wong lio (kata orang jawa) mengkafirkan orang lain melalui doktrinisasi otak agar mau berjihad dijalan sesat.

Ketiga, cara menghukum umat tidak seperti cara syariat yang diajarkan agama islam, mereka memilik cara dengan menyiksa dan membunuh seperti Guantanamo (orang-orang terlatih yang dilatih oleh tentara Amerika, maka ini bukan isu orang mengatakan kalau ini bentukan Amerika, Eropa, Israel). Masalah ISIS jangan hanya membaca koran produk asing, yang betul dari koran mereka yang bisa dipercayai hanya dua yaitu; (harga dan tanggal)  beritanya dari Reuters.

Reuters itu kantor beritanya bentukan Yahudi maka bacalah website ulama yang terpercaya, diantaranya website Syekh Yusuf Al Qardawhi, beliau menfatwakan ISIS itu bukan Islam namun hanya sebuah bentukan orang-orang syiah juga memakai paham "Takfiri".

Lebih baik bikin ISIS sendiri saja (Ikatan Suami Idaman Istri) itu lebih bermanfaat. Bukankah kesempurnaan manusia dilihat dari kemanfaatannya kepada orang lain. Malu dong sama Laptop dan smartpone. Walau wujudnya benda mati akan tetapi manfaatnya besar sekali.

Kala itu terjadi perang antara, Syiah dengan rezim Basyar Al-Asy'ad didukung oleh Irak dan Suriah, kenapa Irak mendukung, karena keluarga Al-Asy'ad itu ayahnya bernama Hafs Al-Asy'ad partainya Hizbul Ba's. Ba's itu kalau di Indonesia partai terlarang (PKI), makanya Suriah itu didukung oleh Rusia, kemudian didukung oleh Syiah, karena agamanya Syi'ah Nushoiriyah berkonflik dengan Ahlussunnah.

Nah jadi pertempuran itu antara Syiah dan Ahlussunnah, datanglah ISIS ditengah abu-abu konflik yang merusak, akhirnya semua orang yang ke Suriah dituduh bergabung dengan ISIS, padahal ISIS itu hanya memperkeruh/merusak suasana kondusif umat Islam sedunia, ada bantuan (baik logistik atau senjata) dari Amerika melalui pesawat dijatuhkan tepat di camp ISIS.

Amerika itu tidak bodoh, mengirim bantuan bukan salah sasaran, mereka ahli dalam hal tersebut, maka para ulama terpercaya berpendapat, bahwa ISIS itu BUKAN ISLAM, BUKAN AGAMA. Wallahu'alam,

Masa-masa saat ini umat islam mengalami fase fitnah dan tak lama lagi kita akan memasuki fase dimana kehormatan umat islam dicabut oleh Tuhan sehingga islam benar benar diuji. Kelak siapa yang imannya dan aqidah ketaqwaannya kuat insha allah dia akan tetap pada jalannya.

Karena di fase itu umat islam di bantai dimana mana.Sekarang iya sudah terlihat jelas di negeri Syam dan beberapa negara islam lainnya. Syam (Syria, Afganistan, Yordania dan Palestina).

Sebagai Badan Intelejen Amerika. CIA itu mengkorek informasi dari tersangka atau orang yang dia incar, tak segan-segan melakukan cara-cara sadis, bahkan menyiksa mereka lakukan demi mendapatkan informasi.

Memang gugatan HTI mental di PTUN, namun elemen-elemen pemberani seperti mereka kelak di akhir zaman membutuhkan daya juang tinggi seperti HTI menghadapi peperangan melawan kaum Yahudi sebelum dan ketika Imam Mahdi keluar setelah dibaiat oleh para ulama di depan ka'bah.

Konflik seperti ini bisa saja dimanfaatkan di Indonesia karena kedaulatan negara ini berdiri atas banyaknya Suku, Agama dan Ras. Siapa yang memanfaatkan konflik ini atau siapa yang menggerakan konflik ini, siapa aktor intelektual dibalik aksi teror bom bunuh diri di Surabaya ISIS juga kah? Atau kelompok komunis lain, mengingat jaringan ISIS sangat luas mengintai kita saat tertidur pulas.

Makassar, 20 Mei 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun