Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ada yang Hilang di Lokasi Wisata Mangrove Dermaga Sabang

27 April 2018   14:58 Diperbarui: 28 April 2018   09:02 1393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mangrove (dokpri/Subhan)

Mengisi liburan pada tanggal 22 April 2018 lalu yang bertepatan dengan hari bumi, kami memilih liburan menyusuri sebuah dermaga yang letaknya tidak jauh dari Kabupaten Maros.

Terik mentari tak kami hiraukan demi melihat langsung dermaga. Warga sekitar menyebutnya Dermaga Sabang atau Sabanga. Letaknya di Dusun Sabang, Desa Bonto Bahari Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros ini menjadi persinggahan kapal dari berbagai pulau kecil dan pulau sekitar. Jarak tempuh menuju dermaga tersebut tidak lumayan jauh, kurang lebih sekitar 10 kilometer.

Akses perjalanan menuju dermaga bisa ditempuh dengan dua moda transportasi, yaitu kendaraan pribadi roda dua maupun roda empat, biasa disebut pete-pete. Tarif dari Sudiang ke Tambua tidak lebih hanya Rp. 10.000,- dilanjutkan mengendarai ojek hingga masuk dermaga. Apabila menggunakan motor pribadi tidak perlu mengeluarkan ongkos sepeserpun.

pondok-5ae2dc5bbde57574fe71dca2.jpg
pondok-5ae2dc5bbde57574fe71dca2.jpg
Mangrove (dokpri/Subhan)

Kita akan mendapatkan suguhan hamparan hamparan sawah dan empang berjajar rapi disebelah kanan dan kiri jalan yang berdampingan dengan perumahan warga setempat sebelum menggapai dermaga.

Pada saat itu, kami tiba agak siang sehingga suasana dermaga Sabang begitu tidak bersahabat lantaran panasnya sengatan sinar matahari.

Dermaga Sabang saat ini tak terurus, seperti tak bertuan, atau karena bertepatan dengan hari libur sehingga tidak nampak aktivitas kapal nelayan.

Sabang adalah salah satu dermaga laut yang ada di Kabupaten Maros. Selain berfungsi sebagai dermaga lalu lintas kapal nelayan, tempat ini menjadi sarana transaksi jual beli ikan dan hasil tangkapan lainnya.

lelong-5ae2df1d5e137313ce2a3813.jpg
lelong-5ae2df1d5e137313ce2a3813.jpg
Mangrove (dokpri/Subhan)

Disini kita dapat melihat laut lepas dengan hamparan pohon-pohon bakau yang tumbuh dipesisir pantai Maros. Terdapat juga ornamen menyusuri hijaunya pohon bakau yang menghiasi pantai utara kota Maros ini.

Pemerintah telah membuatkan jalur wisata dalam hutan Mangrove atau bakau, terdapat juga sebuah pondok peristirahatan bagi pengunjung, namun sayang wahana yang tersedia tersebut dalam kondisi memprihatinkan. 

Jembatan kayu yang seharusnya sebagai sarana melihat eloknya hutan mangrove, justru malah dipangkas, dibiarkan terbengkalai tanpa perawatan.

Bagian ornamen dalam hutan tersebut tidak lagi bisa dinikmati, bahkan kayu-kayunya banyak yang pada rusak dimakan usia. 

Kita juga akan melihat aktivitas asap cerobong pabrik salah satu perusahaan semen terbesar di sulawesi selatan yaitu pabrik Bosowa selain pabrik semen Tonasa Pangkep, serta perahu nelayan yang dibiarkan terparkir setelah mencari nafkah untuk keluarganya.

Sensasi hembusan angin sepoi-sepoi bercampur amis ciri khas dermaga, ibarat berlibur ke pantai sekaligus membeli ikan di Kabupaten Maros.

Rusaknya wahana hutan Mangrove tersebut, dari keterangan nelayan setempat, tempat ini sering digunakan anak-anak muda berpacaran hingga hamil diluar nikah, bukan hanya sekali saja kejadiannya. Maka dari itu warga ataupun Pemerintah setempat lebih memilih memutus akses wisata tersebut.

Penyakit masyarakat satu ini memang sangat sulit di hilangkan, demi memadu kasih keberadaan Tuhan yang selalu mengawasi tingkah laku hamba-Nya pun diabaikan, maka terjadilah hamil diluar nikah.

Sangat disayangkan, fasilitas di lokasi wisata Mangrove dermaga Sabang dibiarkan rusak. Padahal untuk membangun tempat ini, pemerintah telah menggelontorkan anggaran yang tidak sedikit. Sebagai tempat maksiat, menjadi alasan klasik dilakukan perusakan lokasi wisata tersebut.

Padahal apabila dikelola secara profesional serta melibatkan pihak keamanan dan masyarakat lokal, akan menjadi sumber anggaran pendapatan daerah yang cukup menjajikan bagi Kabupaten Maros, juga membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar lokasi selain sebagai nelayan.

Agar lokasi wisata Mangrove di dermaga Sabang tidak hilang ditelan jaman, sebaiknya Pemerintah Kabupaten Maros segera berbenah, langkah ini penting, untuk meningkatkan daya tarik wisata di Kabupaten Maros itu sendiri.

Tapi dengan catatan jangan ada konspirasi, agar peristiwa serupa tidak terulang lagi.

Makassar, 27 April 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun