Akibat turun hujan, medan yang kami lalui bertambah licin, ditambah jalur meliuk-liuk membuat kaki ekstra hati-hati. Agar tidak terperosot ke dasar bukit. Tak lama berselang. akhirnya kami sampai ditempat semula dimana kendaraan diparkir dan kembali pulang ke kota Makassar.
JELAS, sekali perbedaan hawa pegunungan dengan hawa kota. Digunung hawanya cukup dingin, udara begitu murni, ada tapinya sih, sebagian peserta justru merokok seenaknya diatas bukit, tak jarang ada beberapa peserta tanpa dosa sembarangan membuang sampahnya.
Saat perjalanan pulang melewati kawasan hutan Karaenta, kami disambut gerombolan monyet Sulawesi (Macaca maura). Menampakkan diri, untuk mendapatkan makanan dari penggguna jalan. Petugas melarang para pengguna jalan yang melintasi jalur tersebut memberi makanan kepada monyet (Macaca Maura).Pasalnya, sering terjadi kecelakaan saat terjadi perebutan makanan ditengah jalan raya.
Satwa yang hidup di dalam hutan, termasuk monyet langka, Macaca Maura.Monyet hitam Sulawesi atau lebih dikenal dengan nama Dare ini salah satu habitatnya di hutan primer Karaenta. Kawasan ini masih lebih dikenal masyarakat sebagai cagar alam Karaenta. Â Saat ini habitatnya terbilang mulai rusak, monyet turun semua ke tepian jalan untuk menghiba makanan dari pengguna jalan.
Lantas, timbul pertanyaan-pertanyaan besar, apablia ada larangan memberi "makan" apakah betul monyet kekurangan makan? Apakah betul monyet sudah punah dan habitatnya sudah rusak?
Makassar, 10 Maret 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H