Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Bola

Gagal Bawa Perburuan Scudetto, AC Milan Depak Montella

28 November 2017   07:58 Diperbarui: 28 November 2017   09:06 1002
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak mengherankan apabila AC Milan memecat Vincenzo Montella dari kursi kepelatihan. Sebagai pengganti Montella, manajemen menunjuk Gennaro Gatusso, pelatih tim junior, Senin (27/11) waktu setempat.

Pemecatan Montella memang sudah beredar sejak serentetan hasil buruk. Selain kalah dari Juventus, Napoli, AS Roma, dan Inter Milan. Laga terakhir kontra Torino akhir pekan lalu, misalnya, berakhir imbang tanpa gol di San Siro.

Manajemen dipasrahkan kepada Gennaro Gattuso, yang meninggalkan posisinya sebagai pelatih Primavera.

Sejak bergabung dengan Milan di 2016, Montella sebenarnya telah telah memenangkan satu trofi, yakni Piala Super Italia.

Jauhnya selisih perburuan scudetto  AC Milan untuk pertama kalinya lagi sejak 2010/2011 jadi menipis. Ini menyebabkan Montella (43) rela menepi menukangi AC Milan.

Yah..itulah sepakbola, kekejaman tidak hanya berkutat pada dunia politik. Perkembangan sepakbola eropa saat ini tidak semata dari sisi olahgara, namun sudah merambah pada dunia bisnis dan politik, khususnya nama besar sebuah tim tersebut.

Indonesia sendiri begitu sering terjadi permasalahan bongkar pasang, atau pelatihnya berbesar hati mengundurkan diri dari klub tersebut sebelum diusir pihak manajemen.

Kita tidak asing dengan pepatah "Gara-gara nila setitik rusak susu sebelanga"artinya hanya karena kesalahan kecil, seluruh prestasi atau kebaikan pelatih tersebut menjadi kacau dan berantakan. Intinya, bukan lagi sanjungan, melainkan cibiran. Berujung pada habis manis sepah dibuang.

Makassar, 28 November 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun