(dokumen pribadi/subhan)
Bermula dari Long Weekend pada Jum’at, Sabtu dan Minggu (14-16 April 2017). Kami mengisi waktu libur dengan mengunjungi Taman Wisata Penangkaran Kupu-kupu Bantimurung Bulusaraung. Letaknya tidak jauh dari Lokasi Taman Wisata Alam Bantimurung Bulusaraung, terdapat wahana baru Helena Sky Bridgenamanya, berdiri diatas penangkaran kupu-kupu. Jembatan yang tepat melintas diatas Penangkaran kupu-kupu Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Berdiri kokoh tower kembar setinggi lebih kurang 20 meter, jembatan gantung sepanjang 50 meter membentang diatas penangkaran seluas 7000 meter persegi, sisi kanan kiri terdapat jaring-jaring tempat kupu-kupu leluasa memamerkan keindahan kepak sayapnya. Tepat kiranya Helena Sky Bridge menjadi destinasi favorit bersama keluarga, pacar, tunangan, sebagai obyek menggiurkan buat berfoto sekaligus sebagai ajang pencarian jodoh.
Jika kalian adalah salah satu pemburu tempat-tempat menantang di Sulawesi Selatan, pasti penasaran akan keberadaan Helena Bridge. Benar banget guys, besarnya rasa penasaran itu membuat kedua anak saya bergegas meluncur ke lokasi jembatan yang melintas diatas penangkaran kupu-kupu tersebut.
Renovasi dome seluas 7000 meter persegi diresmikan tahun 2016 dengan mengganti sarlon serta menambah dua menara yang sekaligus berfungsi sebagai jembatan gantung (sky bridge), jumlah kupu-kupu yang berhasil ditangkarkan dari 12 jenis pada tahun 2012, kini bertambah sebanyak 21 jenis. Tempat penangkaran dan kupu-kupu dan jembatan gantung tersebut dikelola oleh Pemerintah yaitu Kantor Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung (TN. Babul) dibawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Perjalanan pun dimulai pagi hari pukul 08.00 WITA, bergegas kami berdua meluncur menggunakan kendaraan umum “pete-pete” dari Sudiang menuju Maros tarifnya mengalami kenaikan, dari Rp. 5000,- (lima ribu rupiah) menjadi Rp. 8000 (delapan ribu rupiah) per-kepala, anak pertama saya lebih memilih naik kendaraan bermotor sendiri, guna menghemat pengeluaran. Dari Pasar Sentral Maros kami melanjutkan perjalanan ke lokasi Bantimurung naik motor bertiga, memang melanggar aturan dan keselamatan penumpang, mengingat sulitnya jurusan ke Bantimurung, cara tersebut harus ditempuh, lain cerita yang memilki kendaraan pribadi mobil tentu lebih nyaman, aman dan mudah menjangkau lokasi yang diinginkan, sepanjang perjalanan mata kita akan dimanjakan pemandangan alam Karst ciri khas Bantimurung-Sulawesi Selatan.
Sanctuary spesies kupu-kupu atau suaka satwa seluas 7000 meter persegi serta track/trail lahan seluas 650 meter memiliki fasilitas cukup lengkap. Terdiri dari fasilitas laboratorium sebagai aktivitas riset, display room untuk intepretasi, MCK, loket karcis, tempat sampah, tempat parkir dan gerbang utama sebagai sarana pendukung dalam pelayanan kunjungan.
Hanya membayar Rp. 10.000 (sepuluh ribu rupiah) saat hari biasa dan 12.500 rupiah saat hari libur kalian sudah bisa melintasi Helena Sky Bridge. Ada dua karcis yang harus dibeli untuk melintasi Helena Sky Bridge ini. Pertama karcis untuk masuk ke Penangkaran Kupu-kupu sekaligus untuk dapat melintasi jembatan dikenai tarif Rp. 5.000,- (lima ribu rupiah) jika hari biasa dan Rp, 7.500,- (tujuh ribu lima ratus rupiah) saat hari libur. Namun untuk sampai ke Helena Sky Bridge terkadang harus mengantri panjang dan harus sabar menunggu giliran untuk melintasinya. Pengelola hanya buka selama 7 jam sehari, yakni dari pukul 09.00 WITA sampai pukul 15.00 WITA. “Perhari pengunjungnya bisa mencapai 150, perpekan mencapai 1000 pengunjung.” Ujar salah satu petugas penangkaran kupu-kupu TN. Babul.
Rasa lelah saat antri terbayar lunas akan indahnya pemandangan yang bisa dilihat langsung dari atas jembatan Helena. Kami juga berfoto sepuasnya disepanjang lintasan Helena ini, meskipun sekali melintas hanya dibatasi maksimal 6 sampai 8 orang saja, hal ini dilakukakan semata-mata demi menjaga keselamatan pengunjung. Awalnya saya takut ketinggian, lantaran penasaran begitu kuat, akhirnya memberanikan diri melintas jembatan sidratul muntaha buatan manusia tersebut. Alhamdulillah sampai juga melintasi Helena. Bagi pengunjung yang phobia ketinggian, jangan khawatir, di penangkaran kupu-kupu ini juga bisa menikmati pemandangan kupu-kupu beterbangan dan menambah ilmu pengetahuan tanpa perlu melintasi Helena sky bridge ini. Di display room penangkaran kupu-kupu, kita akan disuguhi siklus hidup kupu-kupu mulai dari telur, ulat, kepompong, menjadi kupu-kupu.
Mengatasi rasa bosan berwisata di Mall, selain tidak menarik, sesekali wajib memperkenalkan generasi kita kepada konservasi lingkungan, wisata ke Mall sifatnya boros. Akan tetapi kita kembalikan ke individunya masing-masing mau memilih liburan ke mana. Dari ketinggian Helena sky bridge, salah satu bagian dari pengelolaan sanctuary spesies kupu-kupu telah menjelma sebagai wahana yang menarik dan menjadi destinasi baru berwisata ke Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung.