Wong mati ora obah/Man maata roaa dzunuubah
Artinya:Saat kematian datang, semua sudah terlambat, kesempatan beramal hilang.
Yen Obah Medeni Bocah/Dzunuuba dainin yaghillu yadah
Artinya:Banyak Jiwa Yang Rindu Untuk Kembali Pada Allah Ingin Minta Dihidupkan, Tapi Allah Tak Mengijinkan, Jika Mayat Hidup Lagi Maka Bentuknya Pasti Menakutkan Dan Mudhorotnya Lebih Besar.
Yen Urip Goleko Dhuwit/Rottibil kolbi bil qouluts tsabit
Artinya:Kesempatan Beramal Untuk Beramal Hanya ada di saat sekarang (selagi mampu dan ada waktu). Bukan dinanti (ketidak mampuan dan hilangnya kesempatan). Tempat beramal hanya disini (dunia) bukan disana (akherat). Disana bukan tempat beramal (bercocok tanam) tapi tempat memetik hasilnya (panen raya)
Menurut Endraswara (1999), tembang dolanan di atas dapat ditelusuri dari segi sufisme Jawa, yaitu filsafat Jawa yang sudah terpengaruh oleh ajaran Islam sehingga berbau mistik. Larik yang berbunyi “sluku-sluku bathok” berkaitan dengan “ghlusuk-ghlusuk batnaka” yang berarti ”bersihkanlah batinmu” makna dari larik itu adalah berupa perintah agar mencegah hawa nafsu terutama yang berkaitan dengan isi perut karena perut merupakan gambaran dari mikrokosmos.
Subhanalloh, dalam banget filosofi tembang "Sluku-Sluku Bathok" karya Kanjeng Sunan KaliJogo dan seniman sekarang belum tentu mampu menciptakan karya sehebat para Waliulloh ini.
Semoga kita semua di beri keselamatan dunia dan akherat. Aamin.
Makassar, 23 Februari 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H