Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ahok Bernyanyi Picu Aksi Bela Islam 212 Berakhir Damai, Rohingya Bagaimana?

3 Desember 2016   12:21 Diperbarui: 4 Desember 2016   08:32 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Aksi damai bela islam tanggal 2 Desember 2016 atau 212 patut diapresiasi. Judulnya saja aksi damai bela islam sudah seharusnya aksi tersebut tidak diwarnai kericuhan, anarki, saling benci hingga makar.

Saya terharu atas solidaritas umat islam seantero negeri, berbaur menjadi satu itulah Indonesia. Kalau kita melihat konteks dari aksi bela islam jilid III atau netizen menyebutnya 212 merupakan aksi yang terpuji atas penistaan agama yang pernah dinyanyikan Basuki Tjahaya Purnama atau AHOK Memang cukup beralasan umat islam seluruh tanah air marah dan geram termasuk diri saya contohnya, yang tergolong jarang sholat berjam’ah di Masjid, Sholat subuh juga masih berlobang, tentu seluruh umat muslim mengutuk ucapan beliau.

Tentu kita tahu arti ‘lakum dinukum waliyadin’ sebagai negara majemuk mari membuka hatinurani kita, fikiran kita, sekalipun berbeda pendapat tapi kita juga harus mendengar alasan-alasan AHOK mengucapkan hal tersebut, tidak ada salahnya berdiskusi mencari kesepahaman akhirnya melahirkan kearifan spiritual, kita memahami perbedaan begitu indah, tidak perlu marah-marah, tidak perlu melakukan aksi frontal yang justru menjatuhkan kredibilitas Agama Islam dimata dunia, khususnya negara-negara komunis penganut ajaran Yahudi.

Tanpa kita sadari polemik penistaan agama ini, tentu tidak akan terjadi silaturahmi umat Islam, efek domino kicauan AHOK begitu luar biasa dahsyat hingga mampu menyatukan reaksi bela Islam besar-besaran, dilakukan secara damai yang sebelumnya selalu saja terjadi beda argumentasi, sedikit-sedikit gampang ribut, mudah emosi sehingga mudah dipecah belah dan diadu domba oleh kekuatan barat dan timur, terkadang kita saling membunuh gara-gara beda padahal sama-sama merugi. Terimakasih pak AHOK!.

Presiden dan wakil Presiden Jokowi dan JK terusik sampai harus turun gunung, langsung sholat Juma’at berjam’ah bersama puluhan ribu umat islam yang memadati Monas sebagai Lokasi Aksi Damai, memang betul-betul damai jauh dari tunggangan politik. Tampak hadir Wiranto (Menteri pertahanan), Lukman Hakim Saifuddin (Menteri Agama). Jokowi juga memberi apresiasi Aksi bela Islam 212 karena mendo’akan keselamatan NKRI dari rongrongan MAKAR. Dalam sambutannya tersebut Presiden tidak sekalipun menyinggung kasus dugaan Penistaan Agama yang dilakukan AHOK.

Tampak juga rombongan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, tidak seperti biasanya hanya Luhut Binsar Panjaitan (Menko Bidang Kemaritiman) yang luput mendampingi Presiden. Aksi membubarkan diri usai menggelar sholat Jum’at dengan tertib serta membersihkan sisa makanan dan minuman agar tidak menyisakan sampah.

Tentu kita ingat kasus mantan Presiden Soeharto, banyak yang bilang memimpin selama 30 tahun gagal total, itu bohong!, kita harus jujur mengakui kelebihan dan kekurangan orang, janganlah mencaci-maki. Mulai dari Bung Karno sampai mas Jokowi pasti semua ada plus-minus. Sebagai manusia biasa tidak ada yang sempurna, jangan memprovokasi umat untuk saling membenci. Dalam kepemimpinan mereka pasti ada permasalahan, mereka punya jasa atas negeri ini. Program-progam pembangunan Soeharo hingga ke pelosok Desa, Puskesmas Pembantu di Desa, LKMD, SD Inpres, Listrik Masuk Desa, ABRI masuk Desa itulah kiprah beliau yang selama ini kita lupakan.

Jangan berlebihan, jangan sampai terulang masa Ummar Bin Khotob RA, terulang sejarahnya Ummar yang begitu membenci Rasululloh bahkan hendak membunuh Nabi Muhammad. Marah besar Ummar ketika mendengar adik-adiknya membaca Al-Qur’an, apa yang dilakukan Nabi ketika Ummar menghunus pedangnya, Nabi sambut dengan senyum. “apa gerangan keperluanmu ya, Ummar.” Kata Nabi sembari mengumbar senyum.  Itulah senyum Nabi mampu meluluhkan hati Ummar mendengar nasehat Nabi. Terbuka hatinya, menetes air matanya, terjatuh pedang dari tangannya spontan di depan Nabi mengucap dua kalimat syahadat.

Tidak seperti di Arab Saudi, begitu turun bandara King Abdul Azis. Perjalanan dalam Bus menuju Jeddah-Madinah, yang kita lihat sepanjang jauh mata memandang hanya padang pasir, bukit dan batu. Irigasi besar tetapi tidak ada airnya. Turun hujan sepuluh tahun dua kali. Dua kekuatan besar Timur dan Barat mengincar kekayaan Indonesia.

Adu Domba pecah belah VOC di Padri Aceh antara Ulama Tuanku Imam Bonjol dan kaum Adat dibenturkan. Di Jawa Pangeran Diponegoro diadu domba dengan orang Keraton padahal Pangeran Diponegoro putra Raja, mengakibatkan terasing dan jasadnya dimakamkan di Makassar semua tokoh-tokoh Islam diadu domba dipecah belah, isu-isu suni, irak, syi’ah semua pecah belah. Ketika Saddam Husain berkuasa dalam satu keluarga suaminya Suni, istrinya Syi’ah semua aman, hanya karena kepentingan politik semua penguasa akan mengarahkan pada kepentingannya dan keterikatannya.

Coba kita lihat masalah belakangan marak terjadi bukan hanya dari kacamata pro dan kontra, mari kita belajar menjadi orang besar kita melampaui pro dan kontra untuk melihat ke bawah, Ini yang pro dan ini yang kontra supaya kita bijak. Tapi tidak salah ikut demo dan tidak salah juga yang tidak ikut demo, yang salah kalau kita saling menghina karena itu yang diinginkan orang sehingga diambillah oleh Timur dan Barat. Keislaman dan keindonesiaan harga mati  dibingkai dalam NKRI, anda Kristen  kekristenan dan keindonesiaan anda harga mati, anda Hindu kehinduan dan keindonesiaan anda menyatu, anda Budha kebudhaan dan keindonesiaan anda menyatu, anda Konghuchu kekonghuchuan dan keindonesiaan menyatu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun