Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Bola

'Suami Muda' Buyarkan Kemenangan Timnas Indonesia

24 November 2016   05:21 Diperbarui: 24 November 2016   19:36 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terlepas dari keroposnya lini pertahanan Indonesia kala menjamu tuan rumah timnas Filipina, faktor keberpihakan juru pengadil serta buruknya kondisi lapangan tempat perhelatan Piala AFF 2016 tidak boleh dilupakan begitu saja. Naturalisasi yang dimiliki skuat Timnas Philipina bukanlah suatu kebanggaan, bahkan Young Husband dkk sangat tidak pantas menjuarai ajang 2 tahunan level AFF CUP 2016.  

Dari komposisi skuat Garuda terbilang diatas angin jika dibandingkan dengan kubu tuan rumah. Apa artinya? Sepakbola Filipina didominasi oleh pemain-pemain naturalisasi dari Jepang, Iran, Jerman, Inggris dan lain-lain, sedangkan timnas garuda dihuni pemain murni Indonesia kecuali Irfan Bachdim yang berdarah Belanda-Indonesia, ini adalah kebanggan tersendiri bagi bangsa Indonesia.

Dalam laga kedua melawan timnas Filipina, pasukan garuda tampil atraktif menyajikan permaina menyerang sehingga sempat unggul 1-0 melalui sundulan kepala defender Fachrudin Aryanto sebelum menerima gol balasan dari Filipina akhirnya skor imbang menjadi 1-1. Memasuki babak kedua asa datang dari tendangan Andik Vermansyah yang membentur tiang gawang sebelum disambut Boaz Salosa menjadi gol skor pun berubah 2-1 untuk Indonesia. Tidak mau dipermalukan dikandang timnas Filipina tampil ngotot dengan terus menggempur pertahanan Indonesia, atas pelanggaran Zulham di area gawang Indonesia sehingga wasit Yu Ming Hsun berkebangsaan china Taipei yang memimpin sangat mudah terprovokasi “diving” timnas Philipina, mudah memberi kartu kuning buat Indonesia berbuah free kick yang diambil kapten timnas Philip Young Husband (suami muda) dan berbuah gol skor pun berubah 2-2.

Dampaknya raihan tiga poin didepan mata buyar pada duel tersebut, ada begitu banyak prediksi yang meleset bahkan saya sebagai penonton sewot sendiri melihat berakhir imbang yang bisa “diterima” kedua tim. Pertandingan tersaji cukup menarik ditonton, baik langsung maupun melalui layar kaca. Namun tidak demikian dengan sang pengadil yang mudah termakan provokasi pemain Philipina.  

Dengan hasil tersebut, ada tiga tim yang akan memperebutkan satu tiket ke semifinal Piala AFF 2016 dari grup A. Thailand dipastikan telah lolos ke babak semifinal sebagai juara grup.  Filipina mengumpulkan dua angka, sementara Singapura dan Indonesia sama-sama mengoleksi satu angka.  Dalam sepakbola moderen akankah Thailand “main mata” dengan Philipina pada laga pamungkas untuk memulangkan Indonesia, dengan strategi ini tentu menghantarkan kedua melenggang ke semifinal. Kemenangan mutlak didapat Timnas Indonesia saat bentrok Singapura notabene pernah dipimpin orang Indonesia.

Ada beberapa skenario menentukan di lapangan hijau. Pertama jika Thailand dan Philipina seri sedangkan Indonesia menang maka Indonesia lolos fase berikutnya. Kedua jika Thailand mampu mengalahkan Philipina sedangkan Indonesia kalah maka Singapura yang akan lolos. Ketiga jika Philipina mampu mengalahkan Thailand dan Indonesia menang, maka Garuda di dada tetap pulang kampung. Keempat apabila Indonesia mampu mengandaskan Singapura dan Thailand menghempaskan Philipina maka Indonesia berhak melaju ke Semifinal.

Sebuah laga hidup mati siapa pemenangnya, tetapi pertanyaan atas siapakah yang akan tampil dominan? Jelaslah bahwa tim yang tergabung dalam grup A ini akan sama-sama mendominasi karena sama-sama memiliki peluang yang sama, tim yang dominan menyerang belum pasti memenangkan pertandingan, sebabyang menentukan adalah siapa yang lebih licik memasukkan gol lebih banyak. Optimis harus tetap terjaga, patut dinantikan hasilnya!

Makassar, 23 November 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun