Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Sri Mulyani Sita Perhatian Peserta Konas IAKMI-XIII

5 November 2016   11:24 Diperbarui: 6 November 2016   09:24 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Telah berlangsung Konas IAKMI di Hotel Four Points by Sheraton Makassar selama 3 (tiga) hari pada 3-5 November 2016 beralamat Jl. Landak Baru No. 130, Kec. Makassar, Kota Makassar, Sulawesi Selatan Indonesia, Kode Pos 90235.

Budaya tradisional Bugis-Makassar meramaikan pembukaan Konas IAKMI-XIII seperti Tarian 4 etnis dan Paraga sehingga acara kian meriah. Sambutan oleh ketua IAKMI Adang Bachtiar. Dilanjutkan Syahrul Yasin Limpo (Gubernur Prov. Sulsel), Muhammad Ramdan Pomanto (Walikota Makassar), (Sharad Adikary) Perwakilan WHO untuk Indonesia dan Nila Juwita F. Moeloek (Menteri Kesehatan RI) membuka secara resmi Konas IAKMI XIII sekaligus didapuk sebagai keynote speech.

(dokpri/subhan)
(dokpri/subhan)
Sejak didirikan pada tanggal 22 Februari 1971 organisasi telah melaksanakan Kongres Nasional (Konas) untuk pertama kalinya dilaksanakan di Jakarta tahun 1975, Kota Kupang merupakan tempat pelaksanaan Kongres Nasional (Konas)  ke-12 pada tahun 2013. Pada tahun 2016, Konas ke-13 diselenggarakan di Kota Makassar. Kongres Nasional (Konas) dilaksanakan tiga tahun sekali. Di hadiri 1.500 orang (seribu lima ratus orang) terdiri atas peneliti, dosen, mahasiswa kesehatan masyarakat, dan organisasi profesi bidang ilmu lain yang bergerak di bidang kesehatan.

Setelah Konas Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) akan dilanjutkan Musyawarah Kerja Nasional. Gelaran Musyawarah Kerja Nasional diselenggarakan 1 (satu) tahn sekali, tujun dari Musyawarah Kerja Nasional untuk memilih ketua baru periode 2016-2019. Musyawarah Kerja Nasional pertama kali dilaksanakan di Jakarta pada tahun 1974 sementara Kota Padang didapuk sebagai tuan rumah perehelatan Musyawarah Kerja Nasional ke-12.

(dokpri/subhan)
(dokpri/subhan)
pameran-581e9350307a616a366295a3.jpg
pameran-581e9350307a616a366295a3.jpg
 Stand pameran pada Konas IAKMI (dokpri/subhan)

Disamping Kongres Nasional (Konas) IAKMI XIII digelar pula expo terkait kesehatan masyarakat dan lingkungan, dikuti beberapa Instansi Pemerintah, Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha berpartisipasi meramaikan event skala nasional, akan tetapi sedikit catatan tempat expo terkesan sempit masih belum maksimal. Antara lain stand IAKMI Pusat, PT. S.C. Jhonson, Majelis Pembina Kesehatan Umum Muhammadiyah, Universitas Hasanuddin (Unhas), Fakultas Kesehatan Masyarakat Unhas, GAIN-Netherland, Balai Kesehatan Tradisional Masyarakat, Stand P3E Suma-KLHK, Fakultas Kedokteran-UGM, BPJS Kesehatan, Dinas Kesehatan Prov. Sulsel, Universitas Indonesia, Kristalab Surya Medika, Balai Laboratorium Kesehatan Makassar, Unit Tranfusi Darah Kota Makassar, Penerbit buku Sagung Seto, Penerbit buku Rajawali Press, DPD IAKMI Kabupaten Jeneponto, BKKBN Provinsi Sulsel, Persatuan Dokter Ahli Mata Indonesia (PERDAMI), Entrasol, UKM Binaan Dinas Perindustrian Kabupataen Bantaeng, serta stand lainnya.

(dokpri/subhan)
(dokpri/subhan)
Konas yang dilaksanakan di Makassar pada tahun 2016, isu perkembangan Ilmu Kesmas yang menyentuh sendi-sendi kehidupan masyarakat sampai ke tingkat paling bawah akan membawa nuansa baru dalam pertemuan kali ini.Untuk itu dalam kegiatan kali ini telah dipilih tema yang dapat merangkum upaya Kesmas untuk mencapai kehidupan sehat dan bahagia dalam mencapai sasaran pembangunan berkelanjutan (SDG 2030). Tema yang dipilih untuk kegiatan Konas IAKMI kali ini adalah "Masyarakat Hidup Sehat dan Bahagia dalam Mencapai Sasaran Pembangunan Berkelanjutan (SDG 2030)."

Kongres Nasional (Konas) IAKMI XIII merupakan Agenda-3 tahunan para Ahli Kesehatan Masyarakat yang bertujuan untuk mempertanggungjawabkan kepengurusan periode 2013-2016 dan mengesahkan pengurus baru periode 2016-2019.

(dokpri/subhan)
(dokpri/subhan)
Dalam kegiatan Konas tersebut, IAKMI menghadirkan pembicara yang berkompeten dibidangnya, antara lain, Surya Chandra Surapaty (Kepala BKKBN Pusat) dan lain sebagainya. Kehadiran Menteri Keuangan, Sri Mulyani Pada Konas IAKMI paling menyita perhatian peserta, termasuk saya sebagai “tukang jepret keliling”. Prediksi saya setelah melihat langsung di depan mata kepala sebagai lelaki normal memiliki penilalian sosok Sri Mulyani itu sederhana, berwibawa, pandai, berwawasan luas, kenyang pengalaman ilmu keungan, anggun, memang cantik dan sedap di pandang mata kaum adam. Maaf ya, para Menteri Perempuan Kabinet Kerja Presiden Jokowi, ibu Sri terlihat cantik dari pandangan kaca mata saya.

Dihadapan ribuan peserta Sri Mulyani menyatakan, ”saya sudah bertemu para dokter ternyata yang hanya ikut tax amnesti cuma 5%, katanya banyak yang merasa tidak perlu ikut tax amnesti karena gajinya sudah kena potong pajak, padahal banyak kalangan dokter yang sudah membuat praktik di luar yang punya pendapatan berlebih tapi tidak pernah dilaporkan,” ungkap Sri Mulyani.

Menkeu RI, Sri Mulyani menuturkan, “Soal masih sedikitnya dokter yang ikut amnesti pajak baik di periode pertama maupun kedua. Padahal Dokter menjadi salah satu profesi yang disasar program tax amnesti. Dalam sambutan itu pula menteri keuangan menuturkan bahwa hingga saat ini baru sekitar 5% dokter yang ada di Indonesia ikut Tax Amnesti.” Tutur Sri.

Selanjutnya, “Saya mohon kepada dokter yang ada di sini yang belum ikut tax amnesti agar segara ikut tak amnesti. Karena tax amnesti itu bisa membatu negara,” lanjutnya dalam acara Kongres IAKMI XIII di Hotel Four Point by Sheraton Makassar.

(dokpri/subhan)
(dokpri/subhan)
Sementara itu dikutip dari ditjenpajak.go.id menunjukkan dari 177.588 dokter di Indonesia, tercatat baru 4% atau 7.125 yang ikut amnesti. Nilai uang tebusan dari profesi ini hanya Rp 727,1 miliar.

Anggaran Kementerian Kesehatan setiap tahunnya cenderung meningkat digunakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan keehatan pada masyarakat, akan tetapi fakta dilapangan msih saja ditemui ketidakpuasan masyarakat di bidang pelayanan kesehatan. Beberapa permasalahan pemanfaatan anggaran kesehatan terkait erat dengan permasalahan non kesehatan, seperti ketersediaan infrastruktur (akses jalan,  sarana air bersih dan MCK), tingkat kesejahteraan keluarga, tingkat pendidikan, pengarusutaam gender, dan gaya hidup masyarakat. Masih kurangnya fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan dibandingkan jumlah penduduk, masih adanya permasalahan dalam penerapan program Jaminan Kesehatan Nasional.

"Kesehatan merupakan aspek strategis di semua negara. Keinginan kita adalah untuk menciptakan Universal Health Coverage (UHC), baik persoalan yang muncul, bagaimana kita bisa menunjukkan kepada masyarakat apakah pelayanan kita sudah baik,”  terangnya.

Untuk mewujudkan UHC tersebut, “pemerintah berusaha meningkatkan anggaran kesehatan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dari tahun ke tahun. Peningkatan anggaran tersebut, lanjutnya, harus dibarengi dengan kinerja tenaga kesehatan yang juga semakin baik.  Dengan anggaran yang meningkat, kita harap muncul kinerja yang baik,”  imbuhnya.

Dalam keynote speechnya, Menteri Keuangan menyatakan, "bahwa aspek kesehatan merupakan aspek strategis bagi semua negara di dunia. Semua negara, baik maju maupun berkembang, termasuk Indonesia, ingin menciptakan Universal Health Coverage (UHC). UHC sendiri merupakan sistem penjaminan kesehatan yang memastikan semua orang menerima pelayanan kesehatan yang dibutuhkan tanpa mengalami kesulitan keuangan (financial hardship)." Pungkas.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati diganjar penghargaan Public Health Leadership Excellence Sulianti Saroso Award dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI). Penghargaan diserahkan pada acara Kongres Nasional IAKMI XIII.

Untuk itu IAKMI berharap Konas kali ini akan menjadi pertemuan yang akan melakukan pengkajian hal-hal yang perlu difokuskan dan menjadi pemicu untuk pencapaian itu.

Sumber: diolah dari pelbagai sumber

Makassar, 5 November 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun