Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[Puisi] Ketika Kesaktian Pancasila Sirna

1 Oktober 2016   12:28 Diperbarui: 4 Oktober 2016   13:24 1005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 (sumber: http://korannonstop.com/)

Dihari Kesaktian Pancasila ini gaungnya tak begitu sakti...

Bahkan, pamornya meredup bersama hari kopi nasional...

Butir-butir berserak jauh lagi dari gaya hidup indonesia, sejak budaya asing membiaskan sila-sila dari Pancasila...

Ketuhanan yang maha esa terbuai keuangan yang kuasa...

Kemanusiaan yang adil dan beradab, tidak lagi adil pun tidak beradab

Persatuan Indonesia, hingga rumor Papua dan Papua Barat Merdeka, inikah bagian persatuan itu..

Memperbesar perbedaan akal sehat terabaikan..

Dimana persamaan, musnah tertelan ketamakan..

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, ternyata retorika saja...

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia, sudahkah tercipta keadilan bagi seluruh rakyat indonesia...

Sementara anarki, provokasi, individualistis, kapitalis memonopoli pembisik-pembisik raja-raja kecil menjelma kengerian tingkat dewa...

Ketika kesaktian pancasila sirna iblis-iblis pembisik berkuasa bagai culasnya sengkuni...

Pancasila bukan hanya penghias ruang kantor atau kelas saja, melainkan ideologi berbangsa dan bernegara

Hakiki, jalani....

ingat-ingat.....

Makassar, 1 Oktober 2016 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun