Aksi 30 penjahat asusila sudah berlangsung kurang satu tahun terakhir. Menurut pengakuan HR orang tua E saat melapor ke Polres Tulang Bawang pada Minggu, (19/7) kemarin. HR menceritakan, kejadian ini bermula saat E menerima telepon dari seorang laki-laki yang mengancam akan menyebarkan video sang anak bila tak mau melayani nafsu pelaku. Lebih lanjut HR mengatakan, “anaknya ketakutan meski tak pernah melakukan perbuatan asusila yang direkam melalui kamera ponsel.” Sejak saat itulah, kata HR, sang anak terus menerus ditelepon oleh 30 lelaki berbeda dengan modus serupa. Secara hukum. Kejadian yang menimpa EKA bukanlah kasus pertama dan terakhir, masih banyak anak yang bisa mengalami kasus serupa.
- Panakukkang-Makassar
Fadly alias Doyok (23) diketahui masih ada hubungan kerabat, pelaku pemerkosaan terhadap SA bocah 7 tahun yang masih duduk di kelas 1 SD. Perbuatan bejat Fadly alias Doyok diciduk polisi di rumah bosnya di Kelurahan Paropo, Kecamatan Panakukkang Makassar, Selasa (31/5). Sepandai-pandainya menyimpan bangkai, akhirnya tercium juga,” seperti itulah kira-kira kecerdikan pelaku menyembunyikan kebusukannya, akhirnya terendus polisi.
- Tambora, Jakarta Barat
Seorang kakek merupakan anggota HANSIP atau petugas penjaga keamanan lingkungan mencabuli seorang anak yang menderita keterbelakangan mental atau difabel. Korban merupakan tetangga pelaku (30/7). Korban yang masih berusia dibawah umur (13) mengaku telah dicabuli pelaku yang tidak lain adalah tetangganya sendiri. Untuk kepentingan penyelidikan pihak kepolisian korban dibawa ke rumah sakit untuk kepentingan visum.
- Paron-Ngawi
Kabar duka terbaru datangnya dari Desa Paron-Ngawi. Pemerkosaan terkeji dialami TF (15) salah satu siswi SMK di Madiun pada Selasa, (2/8), hingga harus menanggung derita di usia belia.
Pasalnya keperawanannya direnggut paksa oleh empat lelaki bejat hingga membuatnya hamil dua bulan. Yang membuat miris pelakunya adalah orang-orang terdekatnya yang seharusnya bertanggungjawab dan melindunginya justru merampas masa depannya. Ayah Kandung, Paman, Sepupu dan pacar merupakan pelaku pemerkosa TF.
Posisi anak dalam struktur sosial amatlah rentan, karena secara fisik belum sekuat orang dewasa, masih miskin pengalaman, dituntut patuh dan hormat kepada orang dewasa. Anak berada dalam posisi "menerima".
***
Sumber utamanya terletak pada tersumbatnya saluran pembuangan akibat kesepian karena prahara rumah tangga atau kebiasaan “jajan” di tempat lokalisasi diperketat. Bukannya saya mendukung lahir kembalinya prostitusi, tapi ini menyangkut kebutuhan biologis manusiawi. Sebelum adanya kemudahan mengakses konten-konten dewasa melalui internet, pemerkosaan “sembunyi-sembunyi terjadi” luput dari pemberitaan media.
Jaman sekarang, kemudahan mengakses konten-konten dewasa. perkembangan informasi tersirat memicu kasus pemerkosaan, dan anak-anak menjadi sasaran empuk orang-orang terdekat. Saya yakin masih banyak korban berjatuhan di luar sana belum terungkap dengan berbagai pertimbangan, iman dan takwa ujian sesungguhnya!.
Sekiranya ditemukan orang-orang ketawa-ketiwi, cengar-cengir, membaca rentetan duka ini, konsekuensi verifikasi merah/suspend saya terima lapang dada. Ma’af terus terang saya katakan, “bentuknya saja manusia tetapi berhati binatang-iblis laknatulloh.”
Makassar, 5 Agustus 2016