Diantara semua baju-bajuku tertata acak di dalam lemari salah satunya bernilai sejarah. Dikatakan demikian diperkirakan sejak tahun 1990-an model kemeja seperti ini begitu populer, sebelum aku merantau ke kota Daeng tahun 1996, baju tersebut sudah menemaniku baik duka maupun suka. Pembelian bajunya pun menyimpan berbagai misteri, entah dari mana asal muasalnya, saking lamanya aku sendiri sudah lupa.
Ketika musim penghujan saya lebih senang mengenakan baju terebut, selain simpel dan cocok dipakai pada musim penghujan, kehangatannya begitu meresap ke badan. Untuk menikmat suhu AC baju butut ini biasa saya pakai ke kantor setelah sukses seperti sekarang ini, sekaligus menjadi pelindung dingin yang tepat bagi saya yang tidak tahan dengan suhu AC, ndeso!!!.
Zaman sekarang sangat langka mencari baju merek yang saya punya. Entah karena bangkrut sehingga perusahaan pakaian tersebut tidaak mampu memproduksi pakaian sejenis atau mengikuti perkembangan dunia mode menyebabkan gulung tikar. Sementara di Mall atau distro saya dapati motif kotak begitu memonopoli, akan tetapi kwalitasnya sangat jauh berbeda. Produksi Memory Group memberi merek dagangnya atau label mirip dengan salah satu club kaya raya eropa asal Spanyol ‘Barcelona’ mungkin maksud dan tujuannya agar populer seperti Barcelona. Sangat asing di pasaran, sialnya setelah dua puluh enam tahun memiliki baju belakangan baru menyadari merek tersebut. Belum banyak mengenal merek dagang baju satu ini, andaipun ada tentu sangat jarang sekali ditemui dalam kehidupan sehari hari.
Model depan baju berkantong dua, warnanya antara merah marun dan ungu tua nano-nano gitu dech, tidak terlalu ketat dan juga tidak terlalu longgar, ibaratnya kemeja tersebut mengikuti ukuran badanku, pas banget dipakainya.
Masyarakat perkotaan kali ini terlalu mudah mengikuti mode alias korban mode dalam berbusana, padahal desain baju tersebut belum tentu pantas dengan lekuk tubuh pemakainya. Bentuk desain baju sekarang beragam, ada kemeja berkerah, kemeja yang kemudian bermetamorfosis tanpa kerah merajai pasar mode. Selain lengan pendek ada pula kemeja lengan panjang, ketebalan kemeja juga beragam ada yang tipis, sedang dan tebal.
Sampai disini dulu, sekelumit testimoni kemeja butut, bermotif kotak tidak beraturan, lusuh, sedikit dekil sehingga terkesan murahan bagi yang memandandangnya, akan tetapi untuk urusan kualitas terjamin jaminan mutu seperti club Barcelona sedangkan saya sendiri menjagokan Real Madrid tentu kontradiksi, intinya apalah arti sebuh label,asal hasilnya bener nyaman dikenakan, berapa pun harganya baju....ya....tetap baju, dari pada telanjang pilih mana?.
Salam Eksis...
Makassar, 30 Juli 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H