Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Tragis! 30 Pemuda Perkosa Anak Gadis Dibawah Umur

25 Juli 2016   16:09 Diperbarui: 4 April 2017   16:27 13642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Ilustrator:http://www.liputan6.com/)

Kasus pemerkosaan terhadap anak kembali menghebohkan media. Hari Anak Nasional (23/7) rupanya belum mampu membela HAK ANAK INDONESIA, kebebasan mereka terenggut jeratan predator anak, peringatan tersebut masih sebatas ceremony, derita anak indonesia tiada ujung pangkalnya. Baru-baru ini Kasus pemerkosaan terhadap anak di bawah umur kembali terjadi. Korban yang masih duduk di bangku SMP diperkosa 30 orang di Tulang Bawang, Lampung. Gadis berinisial E (15) ini diperkosa 30 pemuda bejat hingga berbadan dua.

EKA gadis dibawah umur terpaksa melayani nafsu setan pemuda bejat bernama ceking karena diancam aksi pencabulan  pada tahun lalu, yang sempat direkam akan disebarkan jika menolak melayani keinginan mereka. Seperti ramai di pemberitaan, kepada polisi, korban mengaku dicabuli secara bergantian dan dalam waktu berbeda.

Hari anak nasional tidak membuat jera para pemerkosa anak berhenti mencari mangsa, aksi 30 asusila orang lelaki normal sudah berlangsung kurang satu tahun terakhir. Menurut pengakuan HR orang tua E saat melapor ke Polres Tulang Bawang pada Minggu, (19/7) kemarin. HR menceritakan, kejadian ini bermula saat E menerima telepon dari seorang laki-laki yang mengancam akan menyebarkan video sang anak bila tak mau melayani nafsu pelaku.  Lanjut HR, anaknya ketakutan meski tak pernah melakukan perbuatan asusila yang direkam melalui kamera ponsel. Sejak saat itulah, kata HR, sang anak terus menerus ditelepon oleh 30 lelaki berbeda dengan modus serupa. saat ini baru 6 pemuda yang sudah diamankan pihak Polres Tulang Bawang-Lampung.

Daerah pedalaman merupakan sasaran empuk para penjahat asusila, selain sepi dari hiruk pikuk keramaian kota, juga luput dari intaian pihak kepolisian merupakan tempat strategis buat mekancarkan aksi bejat tersebut. Seperti kekerasan seksual kembali dialami seorang siswi SMP di Tulang Bawang, Lampung, sebagaimana kita ketahui derah tersebut tentu senyap dari cahaya penerangan lampu milik perusahaan negara, juga kurang mendapat perhatian aparat penegak hukum jika korban tidak melaporkan peristiwa tragis ini, belum tentu terungkap di media baik cetak maupun online.

Harapan satu-satunya dari korban, polisi menindak tegas para pelaku. Kini kasus pemerkosaan terhadap E tengah dalam penyelidikan petugas Polres Lampung.  Orangtua korban yang tergolong keluarga kurang mampu berharap kasus yang menimpa anaknya bisa segera diproses secara hukum. Terus berlangsungnya tindakan pemerkosaan terhadap anak. Indonesia saat ini berada dalam kondisi rawan moralitas. Anak adalah aset bangsa. "Karena itu jika keadaan ini terus berlanjut, anak-anak indonesia akan selalu kehilangan masa depan mereka."

Tingginya angka kekerasan terhadap anak menunjukkan betapa moralitas bangsa rusak, dan rapuhnya keluarga sebagai basis perlindungan dan pendidikan anak. Secara politik, maraknya kejahatan terhadap anak merupakan bukti negara lalai dan gagal melindungi anak di hari anak nasional sebagai kelompok rentan.

Kasus pencabulan terhadap anak di bawah umur dengan pelaku cukup banyak sudah sering terjadi. Kasus sebelumnya terjadi di Bengkulu yang menimpa seorang gadis belia. Korban yang masih kelas 1 SMP tak hanya dicabuli belasan orang, tapi juga dibunuh para pelaku dan dibuang di semak-semak.

Saya sebagai orang tua yang memiliki anak merasa paranoid sendiri, tidak bermaksud menyalahkan pihak manapun. Hanya mengingatkan, sekali lagi mengingatkan semua pihak termasuk diri saya, bahwa hal-hal sederhana semacam ini bisa kita lakukan sebagai sebuah langkah preventif agar tidak terjadi lagi tindak pemerkosaan terhadap pada anak.

Kejadian yang menimpa EKA bukanlah kasus pertama dan terakhir, masih banyak anak yang bisa mengalami kasus serupa. Saat ini, hampir seluruh kolong langit negeri ini tidak ada tempat aman dan nyaman untuk bermain dan tumbuh kembang anak-anak kita. Bahkan kejahatan seksual banyak dilakukan orang terdekat, seperti keluarga ataupun tetangga.

Atas peristiwa tragis ini sebagian besar dan hampir seluruh rakyat indonesia mengutuk para pemerkosa anak dibawah umur ini, tapi kembali lagi ke individunya masing-masing. fenomena pemerkosaan terhadap anak dibawah umur seyogjanya jangan sampai terulang kembali. Tingkat kejahatan terhadap anak telah mencapai kerusakan akut, dan semoga pelaku asusila ini segera menemukan titik terang untuk bertaubat, atau mungkin mereka lupa, suatu saat anak-anak perempuan mereka akan mendapat perlakuan serupa, waspadalah!!!.

Hukuman mati ganjaran setimpal atas perbuatan mereka, jangan lagi ada dusta diantara kita, sehingga pelaku pemerkosaan lolos dari jerat. Diharapkan kerjasama kita semua untuk memutus mata rantai predator anak. Agar tidak leluasa [lagi] memangsa korban.

 

Makassar, 25 Juli 2916

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun