[caption caption="Dokumen facebook/adi pujekesuma"]
Sejak kejadian itu suami Odah membisu seribu bahasa. Buat apa punya wajah cantik, kalau sombong dan bodoh? mengecewakan suami karena tidak becus memasak, di jauhi tetangga. Akhirnya dengan kerendahan hati, Odah belajar menanak nasi, memasak air, membuat sambal enak, memarut kelapa, membuat rendang, dan memasak sayur lodeh kegemaran suami kepada para tetangga. Hingga menyulam dilakoni Odah demi menyenangkan hati suaminya. Sulit memang, tapi kata pepatah “Ala bisa karena biasa”.
Perlahan demi perlahan Odah yang sombong dan bodoh itu berubah. Sekarang sangat cekatan mengurus rumah tangga. Berperilaku ramah terhadap siapapun hingga disenangi suami, tetangga, sahabat, dan kenalan. Dari kisah “siapa punya kuali panjang” bisa disimpulkan bahwa perilaku ramah dan tidak sombong akan membawa kita kepada kebaikan disukai banyak orang.
Arogan, egois akan menuai kebencian dan tidak disukai semua orang begitu pula tetangga. Era kartini moderen kesejajaran pekerjaan sudah merupakan emansipasi wanita, tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Perihal kodrat sebagai wanita, suka tidak suka, mau tidak mau, tugas utama seorang wanita adalah dapur untuk memenuhi kebutuhan asupan makanan suami anak-anak serta keluarga, sumur guna menunjang kebersihan penampilan, karena dari penampilan orang lain memandang kualitas sebagai perempuan/istri/ibu dari anak-anak, kasur guna memenuhi kebutuhan biologis suami, agar harmonisasi rumah tangga tetap terjaga, sekaligus menghindari perselingkuhan, meskipun kedudukan istri lebih tinggi dari suami. Pada intinya dibutuhkan pengertian dan kepercayaan kedua belah pasangan.
Siapa punya kuali panjang merupakan salah satu karya Alm. Drs. Suyadi yang fenomenal. Meski minat baca masyarakat sekarang rendah, terkontaminasi tokoh-tokoh komik animasi seperti iron men, spidermen, supermen, upin dan ipin, boboi boy dan sebagainya. Saya tetap yakin suatu saat buku-buku cerita anak-anak karya Alm. Drs. Suyadi alias Pak Raden akan booming hingga ahkir hayat.
Namun, kini Pak Raden telah beristirahat dengan tenang diatas sana, tiada membawa semua cerita bahagia dan duka. Dikatakan bahagia lantaran beliau berhasil menjadi sahabat anak-anak sepanjang masa. Duka karena orang seperti Drs. Suyadi tidak mendapat royalti layak dan hak cipta Si Unyil dan kawan-kawan dari pemilik negeri ini, atas jasa tokoh anak-anak tersebut.
Makassar, 2 April 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H