sumber: Gambar
by: Adi Pujakesuma
Hey!!!
Penjilat!!!
Kenapa
Kau tidak bersama tuanmu
Apa tuanmu sudah mati?
Dan
Posisi segera berganti
Hey!!!
Penjilat!!!
Apa kau kehilangan pegangan
Kulihat...
Berkali-kali berlutut dilantai ruang tunggu tuanmu
Berkali-kali terisak isak, mengangguk bersimbah air mata “buaya”
Ada apa ini?
Atau
Apa adanya?
Instruksi-instruksinya tak pernah ku pahami
Misterius....
Melindungi upeti dalih layanan pribadi sang menteri
Dayang-dayang beralibi udang dibalik batu
Peringatan-peringatan kuracaci-kurcaci kerdil sepertiku, masuk telinga kanan keluar telinga kiri
Tak diindahkannya lagi
Solidnya dimana?
Pesta pora kaum kapitalis?
Itukah dinamakan solidaritas?
Kepentingan diktator terbungkus institusi
Kebijakan-kebijakannya patut dipertanyakan, bagi mereka yang bernyali
Usai rapat tandatangan, bubar jalan
Sekarang....
Jalang!!!
Lelah sudah
Hey!!!
Penjilat!!!
Utarakan hal yang sama tanpa perlu bicara keras-keras
Semua sudah tahu kok......
Hey!!!
Penjilat!!!
Sekarang aku sadar
Semua itu sia-sia
Sekarang aku tahu
Diam saja
Atau
Tergilas
Makassar, 16 Januari 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H