Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Bromocorah "Bayaran" Hentikan Aktivitas “Si Kancil” Aktivis Lingkungan Hidup

1 Oktober 2015   14:30 Diperbarui: 2 Oktober 2015   07:34 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berlarut-larutnya proses penangkapan “dalang” di balik pembantaian sadis ke dua aktivis Lingkungan Hidup akan menurunkan kualitas lingkungan hidup di Lumajang Jawa Timur ajur mumur (hancur lebur).

Kita mungkin bisa belajar banyak dari sosok Salim Kancil CS, buruh tani juga Aktivis Lingkungan Hidup, gagah berani menentang "KAPITALIS" perusak Lingkungan, tanpa banyak cakap, tanpa banyak menggelar rapat, tanpa banyak teori atau kompromi langsung beraksi menyelamatkan LINGKUNGAN hingga akhir menutup mata. Nah loh!!! Siapkan nyali anda seperti “Salim Kancil” yang berkeinginan membentuk LSM Lingkungan Hidup, secara profesional jangan LSM asal-asalan diatas proposal.

Saya belum bisa memberikan argumen alternatif perusakan lingkungan yang canggih dan detil. Tapi saya percaya bahwa sebelum retorika penambangan pasir liar mengancam keselamatan masyarakat, masyarakat harus tahu hak-hak mereka: tanah, bumi, air, udara, adalah milik mereka, di bawah kaki mereka. Jika kelak dirampas atas nama “pendapatan asli daerah”, saya tak tahu lagi dimana nalar dan nurani untuk memaknai ‘pembantaian Salim Kancil’.

Mungkin dari uang ucapan "terimakasih" yang diselipkan oleh para korporat ke kantong sebagian para politisi, pejabat, birokrat lokal dan aktivis. Demi hidup (nyaman) sekali seumur hidup, sesudah itu tidak hidup (mati).

Makassar, 01 Oktober 2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun