Mohon tunggu...
Pipit Ira Safitri
Pipit Ira Safitri Mohon Tunggu... Administrasi - Ilmu Komunikasi - Universitas Muhammadiyah Jakarta

Seorang Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Advertising). Lahir di Ngawi, senang dengan dunia Administrasi dan Periklanan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

WhatsApp: Alternatif Jembatan Komunikasi Interaktif

17 Agustus 2023   08:30 Diperbarui: 17 Agustus 2023   09:14 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

(13/08/2023) - Secara harfiah, media dapat diartikan sebagai alat komunikasi, berupa koran, majalah, tabloid, radio, televisi, poster, dan spanduk, yang merupakan media tradisional. Media tradisional tidak bisa digunakan untuk komunikasi dua arah, mereka hanya bisa menyampaikan informasi atau hal untuk publik, akan tetapi publik tidak bisa memberikan umpan balik.

Perkembangan serta dampak dari media sosial begitu pesat dengan berbagai fitur yang mereka tawarkan, membuat penggunaannya mampu berkomunikasi dengan mudah. Zaman modern ini bisa disebut dengan “New Media” atau cara baru dalam berkomunikasi.

Media sosial merupakan salah satu media online yang digunakan untuk mencari berbagai macam informasi, berkomunikasi, dan menjalin pertemanan secara online. Ragam media sosial kian tahun kian bertambah, seperti Facebook, Twitter, Line, BBM, WhatsApp, Instagram, Path, Ask.fm, Linkedln, Snapchat, dan masih banyak lagi yang merupakan media sosial di bidang seluler.

Dapat dikatakan bahwa media sosial cukup mendominasi dan menjadi salah satu bagian terpenting dalam kehidupan kita. Dahulu kita menyebutnya dengan “Dunia Nyata”, sekarang berubah menjadi “Dunia Maya”. Dunia bebas tanpa batasan yang berisikan orang-orang yang ada di “Dunia Nyata”.

Media sosial mampu memengaruhi siapa saja yang tertarik untuk berpartisipasi, dengan memberi kontribusi dan feedback secara terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan unlimited. Setiap orang bisa membuat dan menjadi apapun, sesuai dengan kehendak mereka. Derasnya perkembangan media sosial atau media online disebabkan oleh mudahnya setiap orang untuk memiliki media atau perangkat sendiri.

Penggunaan media sosial memberikan efek positif dalam berkomunikasi. Kita bisa melakukan interaksi baik secara sosial, politik, ekonomi, dan pendidikan. Media sosial memberikan kemudahan bagi penggunanya, sehingga bisa melakukan komunikasi jarak jauh jika berhalangan untuk bertemu secara langsung.

Namun, media sosial juga bisa menjadi momok menakutkan. Media sosial bisa dijadikan sarana untuk mencaci maki bahkan memprovokasi orang lain. Hal tersebut mampu mengancam keamanan negara dan masyarakat. Sehingga perlu adanya kontrol dalam penggunaan media sosial, agar tidak terjadi hal-hal vital.

Lahirnya media sosial membawa perubahan sosial dalam masyarakat, yaitu seperti banyaknya kelompok yang lebih suka melihat smartphone daripada berbincang saat berkumpul. Tidak seperti dulu yang mengharuskan penggunanya menulis surat dengan tangan, membuat surat dengan mesin ketik yang tidak bisa diedit jika salah, dan banyak yang lebih suka berbincang langsung saat berkumpul, sehingga makna “berkumpul” lebih bermakna.

Satu Akar Pemicu Perubahan Sosial

Sebelum era “New Media”, masyarakat menggunakan telefon rumah yang hanya bisa digunakan untuk berkomunikasi jarak jauh melalui suara. Namun, perkembangan zaman merevolusi telefon dengan menambahkan fitur-fitur baru seperti dapat mengirimkan pesan melalui teks, video, foto, dan lainnya.

Media tradisional memang mampu menjangkau secara global, akan tetapi membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan memakan waktu yang lama. Melalui media sosial, kita dapat memberikan dan menerima informasi dengan mudah dan cepat. Media sosial juga mungkin bisa menyesuaikan kebutuhan kalian, seperti untuk mengirimkan pesan kepada keluarga, dengan menggunakan SMS jika terkendala jarak dan perbedaan waktu.

Inovasi teknologi bidang komunikasi tidak akan ada matinya. Inovasi untuk komunikasi berkembang secara terus menerus. Tibalah diterbitkannya Facebook (FB) sebagai media sosial baru untuk berkomunikasi secara luas, dapat mengunggah foto, membuat status, bahkan curhat juga dapat kalian lakukan di facebook, yang memungkinkan adanya umpan balik dari pengguna FB lain dengan memberikan komentar pada postingan kalian atau melalui pesan pribadi pada FB.

FB menjadi salah satu bahan gagasan untuk menciptakan media sosial lainnya yang lebih inovatif, seperti WhatsApp (WA). Keberadaan FB mulai tergusur, karena WA mempunyai tempat tersendiri di masyarakat. Mulai tahun 2009 WA muncul ke permukaan dan tahun 2015 mulai marak digunakan oleh semua lapisan masyarakat. Masyarakat mulai beralih dari HP ke smartphone dan beralih dari SMS atau FB ke WA.

Penggunaan SMS hanya bisa mengirimkan pesan secara tertulis saja, namun WA memberikan akses berkomunikasi ke banyak orang, baik itu berupa pesan tertulis, suara, video, bahkan kita disuguhkan dengan fitur “Group” agar lebih memudahkan kita untuk mengirimkan satu informasi atau kabar ke semua orang sekaligus dalam satu group.

Dahulu kita harus mencari dan meluangkan waktu untuk bertemu dengan orang lain yang belum tentu bisa bertemu saat itu juga. Namun, dengan adanya WA kita disuguhkan fitur video call yang mampu menampung puluhan orang dalam satu video. Hal tersebut juga dimanfaatkan untuk rapat kecil-kecilan dalam suatu organisasi untuk menghemat biaya operasional

Fitur “Share Screen” WhatsApp jadi Memicu Jarak Sosial dan Tombak bagi Aplikasi lain

Baru-baru ini WA memiliki fitur share screen di video call, dengan itu pengguna mampu membagikan file hingga foto dengan lawan bicara dalam satu panggilan video. Memang tidak asing bagi kita dengan fitur tersebut, karena sebelumnya sudah dihadirkan oleh video conference besar, yaitu ZOOM.

“Pengguna bisa berbagi dokumen untuk pekerjaan, menelusuri foto dengan keluarga, merencanakan liburan atau belanja online dengan teman, atau membantu kakek-nenek terkait hal teknis. Screen sharing memungkinkan anda berbagi tampilan layar secara langsung selama melakukan panggilan,” kata WhatsApp, dikutip dari Fone Arena, Kamis (9/8/2023).

Sebelumnya kita kesulitan dalam menjelaskan suatu hal hanya dengan pesan tertulis atau pesan suara saja, karena pemahaman setiap orang berbeda, bisa jadi itu akan memicu miss communication antar pihak. Adanya fitur share screen membantu kita untuk lebih mudah dalam menjelaskan suatu informasi atau kabar dengan efektif namun juga interaksi, maupun tidak secara face to face.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun