"Jangan berlama-lama menatap senja. Karena engkau akan tergoda, senja hanya menghadirkan keindahan sesaat. Sebelum akhirnya ia pergi meninggalkanmu dan menghilang di garis cakrawala" ibu kembali mengingatkan dirinya.
"Tapi, aku menyukainya ibu!" jawab gadis itu.
Perempuan tua itu menyentuh dagu anaknya yang telah beranjak remaja. Seulas senyum yang ia berikan hanyalah guratan garis tipis di kedua pipinya.
"Senja?" tanya ibunya.
Gadis itu menganggukkan kepala. Namun resah terpancar jelas di kedua matanya saat ibu kembali tersenyum dan mengajaknya berdiri di ambang jendela.
"Lihatlah ke atas sana. Betapa gagahnya bulan saat ia bertahta di antara taburan bintang..." ujar ibunya.
Gadis itu tepekur menatap langit. Kedua matanya berbinar. Sesekali mengerjap saat bintang tampak berkerlip.
"Apakah engkau menyukainya?" tanya ibunya lagi dengan kedua garis selalu nampak tergurat di pipinya, setiap ia mengulas senyum.
Sekali lagi ia mengangguk. Meski tak menangkap dengan jelas makna yang tersirat.
"Suatu saat engkau akan mengerti, anakku!" ujar ibu pelan sambil mengusap kepalanya dengan lembut.
*