Gadis itu bangkit dari rebahnya. Membiarkan ibu mengusap sisa air mata yang menggenang di kedua sudut matanya.
"Jadi apa yang harus aku lakukan, ibu?" tanyanya kemudian.
"Cintailah seseorang secara sederhana anakku. Jika engkau memilikinya, kau tak akan merasa memiliki segalanya. Begitu pun sebaliknya. Jika engkau kehilangannya, kau tak akan merasa kehilangan segalanya." jawab ibu sambil tersenyum.
"Apakah ada lelaki yang setia, ibu?" gadis itu kembali bertanya.
Ibu tersenyum, lalu mendekap tubuh anaknya dengan erat. Pandangan mata perempuan itu hinggap disebuah potret seorang lelaki yang dulu sangat mencintainya. Ayah dari anak yang tengah luruh di pelukannya.
Lelaki yang juga sangat ia cintai. Tetapi tentu saja sebelum laki-laki itu pergi meninggalkan dirinya dan menikah lagi dengan seseorang penyanyi sebuah klub malam.
Perempuan tersebut makin mempererat pelukannya. Tanpa terasa air matanya pun jatuh menetes ke pipinya.
"Ada anakku, tapi ibumu tak mendapatkannya!" jawab perempuan tersebut dalam hati.
Surabaya - Bali, 07-11-2016
Kolaborasi dengan Budiman Gandewa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H