Mohon tunggu...
Ay Mahening
Ay Mahening Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Puisi adlh hal yg paling suka aku baca...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[Valentinsiana] Dalam Selimut Rindu dan Benci

15 Februari 2014   15:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:48 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_295488" align="aligncenter" width="320" caption="You & Me"][/caption]

Peserta No. 1  :

Ay Mahening +

/1/

Semesta menahan napas kegetiran

Aku hanyut dalam kesenduan-kesenduan zahir

Manakala aku berdiri tegak diantara benci dan rindu

Ketangkasan nalarku tumpul

Aku menatap  rasa rindu ini

Aku berteriak

Aku lemas

Aku harus susul dia

Aku harus kejar dia

Aku meloncat

Langkah-langkahku seperti terbang diatas tanah

Aku seperti kesurupan

Demi Tuhan, aku rindu,

Demi Tuhan pula, aku benci.

Benci itu membuatku terbelenggu

Rindu ini yang membebaskannya

Jangan beri tepuk tangan padaku, kau coba mengejek ku.

Disaat aku membutuhkan dukungan karena rindu

Aku bahkan dapat penghinaan dengan benci

Aku seperti tunas kentang yang baru tumbuh

Hati kecilku mengatakan, ‘rindu’

Bisikan itu bilang, ‘benci’

Benci tapi rindu

/2/

Aku kira kau seperti angin

Wajahmu seperti bayang-bayang yang berlalu

Kiranya waktu sudah mengkerut

Aku tak mungkin lagi kembali ke masa indah yang telah lama membiru

Sebiru langit biru

Kuatnya rasa rindu ini tak bisa ku singkirkan

Ternyata didalamnya ada juga rasa benci yang mengendap

Kalau kau rindu sebut nama ku

Lihatlah dengan hatimu yang bersih

Barangkali teriakan kerinduan batinmu bakal menerobos gunung

Kau merindukan waktumu yang telah berlalu

Aku adalah kau

Kau adalah aku

Aku tak mendengar apa-apa selain nafasku, nafasmu

Suara-suara hati kita tak kan pernah binasa

Aku menikmati pengembaraan ini dengan bisu

Didalam jarum jam yang berputar aku melihat nafas yang ada dalam dirimu

Betapa ajaibnya rasa rindu ini

Rasa-rasanya ada ‘perasaan aneh’ dalam sukma yang mengusik kesadaranku

/3/

Angin di bulan Februari menari-nari diantara awan berarak

Perasaan-perasaan ini selalu hadir dan memanggil namamu

Memuncak dari endapan rasa rindu yang tak tertahankan

Angin itu yang menyampaikannya padaku

Aku trus bertanya berulang-ulang, dimanakah gerangan dirimu?

Sepi menekan-mendesak-menekuk

Aku luruh-kaku dalam diam yang dingin

Dan menanti!

Kepada siapa kiranya aku dapat menyatakan isi hati ini

Ketika aku bercakap pada diriku

Menginsafi kenyataan betapa rapuhnya jiwaku

Aku dan sebuah monolog sunyi

Antara aku dan diriku

Antara perasaan ku dan pikiranku

Antara bisikan dan suara hatiku

Monolog itu tak memberiku jawaban apa-apa!

Ketika kami menunggu Kereta Senja dari Kuala Tungkal ke Surabaya, 14 Februari 2014

*******

Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community dengan judul :Inilah Hasil Karya Peserta Event Fiksi Valentine.Dan,Silahkan bergabung di FBFiksiana Community

Sumber gambar : http://gilangbrianramadhan.blogspot.com/2011/02/untuk-seseorang-yang-aku-benci-tapi.html

*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun